1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Divonis Ganti Rugi 50 Miliar US$

28 Juli 2014

Pemerintah Rusia mengalami kekalahan besar di Mahkamah Arbitrase Den Haag. Pengadilan memutuskan Rusia harus membayar ganti rugi 50 miliar US$ kepada pemilik saham Yukos.

https://p.dw.com/p/1Ck9e
Foto: Reuters

Inilah vonis ganti rugi tertinggi yang pernah dijatuhkan oleh Mahkamah Arbitrase di Den Haag. Pengadilan itu dalam keputusannya hari Senin (28/07) menuntut Rusia untuk membayar ganti rugi dalam kasus Yukos, perusahaan minyak swasta terbesar Rusia yang disita negara.

Pemerintah Rusia harus membayar ganti rugi senilai 50 miliar dolar AS kepada para pemilik saham.

"Mahkamah dengan suara bulat memutuskan bahwa tindakan Negara Federal Rusia terhadap perusahaan minyak Yukos berlatar belakang politis", kata Tim Osborne, direktur eksekutif GML Ltd, pemilik utama saham Yukos, kepada wartawan di London.

Pemerintah Rusia segera bereaksi dan menerangkan tidak bisa menerima keputusan itu.

Rusia "akan menggunakan segala opsi hukum untuk mempertahankan posisinya", kata Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.

Dipecah Belah

Yukos adalah perusahaan minyak swasta terbesar Rusia yang dipecah belah, setelah pemilik utamanya, Mikhail Khodorkovsky, ditahan tahun 2003. Penahanan itu dilakukan tidak lama setelah Presiden Vladimir Putin memperingatkan pada pengusaha agar tidak ikut campur dalam politik.

Gugatan terhadap Moskow ke Mahkamah Arbitrase diajukan tahun 2005 oleh beberapa perusahaan pemilik saham Yukos, dan Dana Pensiun Pekerja yang bergabung di GML.

Penggugat tadinya menuntut pembayaran ganti rugi senilai 100 miliar dolar karena sahamnya disita negara.

Mahkamah Arbitrase di Den Haag menilai, pemerintah Rusia sengaja memaksa Yukos bangkrut dengan klaim pajak secara berlebihan, lalu menjual saham-sahamnya kepada perusahaan negara. Tindakan itu dinilai berlatar belakang politis.

Terbesar dalam sejarah

Ini adalah "keputusan bersejarah", kata pengacara Emmanuel Gaillard yang mewakili para pemilik saham.

"Ini sekarang menjadi ketetapan hukum, bahwa tindakan Federasi Rusia menuntut pembayaran pajak tidak sah, dan bertujuan hanya untuk menghancurkan Yukos dan secara ilegal menyita aset.asetnya untuk diserahkan kepada perusahaan negara Rosneft dan Gazprom", tutur Gaillard.

Sekalipun vonis ganti rugi hanya setengah nilainya dari tuntutan mereka, Gaillard mengatakan keputusan pengadilan adalah "hari besar bagi penegakan hukum".

Tim Osborne mengatakan, keputusan itu akan punya dampak negatif bagi investasi di Rusia, yang sudah terkena dampak sanksi ekonomi karena krisis di Ukraina.

Bekas pemilik Yukos, Mikhail Khodorkovsky ditahan 2003 dan dihukum kerja paksa di Siberia atas tuduhan penggelapan pajak dan manipulasi. Namun pengamat menilai ia ditangkap karena mendukung kelompok oposisi. Ia dibebaskan Desember lalu atas keputusan amnesti dari Presiden Putin.

hp/ab (afp, rtr, dpa)