1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rumah Hasil Cetakan Printer 3D

Carl Nasman23 Agustus 2013

Printer 3D kini sudah bisa mencetak hampir semua barang. Mulai dari cangkir, senjata hingga robot. Kini arsitek Belanda punya obsesi lain. Yakni, rumah hasil printer 3D.

https://p.dw.com/p/19Ubm
***ACHTUNG: Bilder dürfen nur im Zusammenhang mit dem Beitrag (über Kamer Maker) verwendet werden.*** CopyrightCredit: Carl Nasman Beschreibung: The KamerMaker begins printing a test piece for the Canal House. The printer head moves slowly over the floor, leaving behind a layer of melted plastic. It can take many hours to print a piece, layer-by-layer. Ort/Datum: Amsterdam, August 2013 Zulieferer: Zulfikar Abbany
3D Drucker Kamer MakerFoto: Carl Nasman

Dua perusahaan arsitek Belanda, DUS Architects dan Universe Architecture berharap menjadi pionir yang berhasil mencetak rumah siap huni pertama di dunia dari printer 3D.

"Ini seperti mainan Lego untuk orang dewasa," ujar Hans Vermeulen, satu dari tiga arsitek DUS. Tapi rencananya bukan mainan anak-anak. Ia ingin mencetak bagian demi bagian, rumah kanal khas Belanda yang kelak akan menjadi pusat informasi printer 3D.

Untuk bisa melakukannya, DUS merakit sendiri printer 3D tersebut. Mereka menyebutnya "KamerMaker" atau "Pembangun Ruangan".

Printer Besar Cetak Rumah Besar

Mesin setinggi enam meter ini adalah salah satu printer 3D terbesar di dunia. Hampir cukup besar untuk mencetak satu ruangan utuh. KamerMaker ditempatkan di halaman kantor DUS. Belasan turis datang setiap hari untuk melihat mesin tersebut beraksi.

Printer 3D sudah ada sejak tahun 80an. Namun, teknologi ini belum lama diterapkan dalam bidang arsitektur. Lima tahun yang lalu, DUS mulai menggunakan printer 3D ukuran kecil untuk membuat model desain rumahnya. Bulan Maret tahun ini, perusahaan ini terbersit ide baru.

Häuser 3D Druck Amsterdam
Printer 3D KamerMakerFoto: Carl Nasman

"Kami arsitek. Kami harus merakit printer yang besar jika mau membuat rumah hasil cetakan printer," kata Vermeulen.

Sama seperti printer 3D ukuran kecil, KamerMaker bisa diprogram dengan blueprint digital obyek tiga dimensi. Program ini mampu mencetak secara horisontal dan vertikal.

Lapis demi Lapis

Di dalam mesin, pipa panjang menghubungkan langit-langit dengan bagian atas printer. Untuk mencetak, bukan tinta yang digunakan, melainkan lapisan plastik leleh berwarna putih. Saat lapisan mengeras, printer mengulangnya ratusan kali, hingga terbentuk obyek plastik yang padat. Ini dilakukan lapis demi lapis selama beberapa jam.

"Printer ini berfungsi dan bisa mencetak. Tapi belum sempurna. Kerjanya kurang cepat," kata Vermeulen, yang berharap proyek ini akan menginspirasi ide baru tentang arsitektur dan konstruksi perumahan.

"Kami ingin mengetahui apa arti teknik ini bagi perumahan tujuh milyar warga bumi. Karena saat ini, dengan teknik konstruksi yang ada dan cara kita menggunakan sumber alam, tidak akan memadai."

Häuser 3D Druck Amsterdam
Sketsa rancangan rumah kanal yang akan dibangunFoto: DUS Architects, 2013

Vermeulen dan pendukung printer 3D lainnya mengatakan, teknologi tersebut bisa lebih ramah lingkungan dibandingkan teknik pembangunan tradisional.

Contohnya, materi bangunan seperti kayu dan semen tidak perlu lagi diangkut ke lokasi bangunan. Sampah yang diproduksi juga akan lebih sedikit, karena printer hanya menggunakan jumlah bahan mentah yang benar-benar diperlukan untuk menciptakan setiap disain.

Bahkan kini muncul pembicaraan untuk mencetak panel surya langsung ke struktur rumah.

Tidak Hanya Plastik

KamerMaker saat ini mencetak dengan plastik daur ulang. Tapi ini bisa berubah. "Ini materi yang saat ini bisa digunakan dengan teknologi tersebut," jelas Vermeulen. "Kami sudah mencoba cetakan dengan M.D.F, serpihan kayu dengan polimer. Hasilnya seperti kayu. Jadi kita bisa mengampelasnya dan akan tercium bau kayu. Percobaan bisa dilakukan dengan materi yang sama sekali baru dalam bentuk baru."

Para arsitek DUS akan mulai mencetak desainnya tahun ini di sepanjang kanal di daerah utara Amsterdam. Jika sukses, proyek ini akan menjadi patokan masa depan printer 3D di dunia arsitektur.