1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Raja Coba Redakan Konflik

5 Desember 2013

Raja Thailand Bhumibol Adulyadej mendesak seluruh negeri bekerja sama bagi ”stabilitas”, dalam pidato ulang tahunnya ke-86, yang ditandai dengan meredanya ketegangan setelah bentrokan berdarah anti pemerintah.

https://p.dw.com/p/1ATMA
Foto: Reuters

Situasi keamanan di kerajaan itu masih rentan menyusul bentrokan di jalanan beberapa hari terakhir dalam demonstrasi yang bertujuan menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dan membatasi pengaruh politik kakaknya Thaksin.

Para demonstran dan polisi di Bangkok, telah mengadakan gencatan senjata sementara sejak Rabu lalu, menjelang perayaan ulang tahun Raja Bhumibol, yang bagi banyak orang Thailand dianggap hampir seperti dewa.

Kerja Sama bagi Stabilitas

Pada perayaan resmi yang dihadiri para pejabat termasuk perdana menteri dan juga para lawan politiknya serta para pimpinan militer, raja mengatakan negara itu “mengalami perdamaian untuk waktu yang lama, karena semua orang bekerja sama”.

“Semua orang Thai harus menyadari hal ini dan harus menjalankan peran mereka untuk kepentingan negara, yaitu stabilitas dan keamanan negeri,” kata dia dalam pidato yang disiarkan seluruh stasiun televisi.

Raja Bhumibol, yang dipandang sebagai otoritas moral di negeri yang terbelah itu, tidak secara khusus menyebut kerusuhan terakhir.

Jalan-jalan dekat istana pantai dipenuhi lautan “kaus kuning“ ketika ribuan orang mengenakan warna yang menjadi simbol politik kelompok anti PM Yingluck. Mereka adalah kelompok kelas menengah di Bangkok dan sejumlah wilayah yang dianggap sebagai pendukung raja, yang menentang klan Sinawatra yang didukung oleh para penduduk miskin di pedesaan yang selalu mengenakan tanda “kaus merah“.

Sambil berlutut, kelompok “kaus kuning“ menangis dan berteriak “Hidup Raja!“ saat rombongan raja melakukan tur singkat di jalan-jalan kota sebelum kembali lagi ke istana.

Pangeran mahkota Maha Vajiralongkorn dan PM Yingluck, keduanya menyampaikan pidato yang memuji raja dalam upacara ulang tahun khidmat.

Para demonstran yang dibersihkan dari berbagai lokasi penting di Bangkok sebagai persiapan pesta ulang tahun, telah bersumpah akan berhenti sejenak pada Kamis tapi akan melanjutkan aksi mereka di jalanan pada hari Jumat.

Akan Turun Lagi ke Jalan

Para demonstran bersorak marah ketika Yingluck tampil di layar, dan berkeras bahwa mereka akan melanjutkan perjuangan mereka untuk menjatuhkan pemerintah.

“Besok kami akan kembali protes,“ kata Khieu, yang memakai ikat kepala kuning bertuliskan “Kami Cinta Raja“.

“Saya akan kembali sampai kami merebut kemenangan bagi rakyat Thailand,“ tambah dia.

Polisi menembakkan gas air mat, peluru karet dan meriam air untuk mengusir para pengunjuk rasa yang mencoba menduduki kantor-kantor kementerian kunci saat kerusuhan pada akhir pekan lalu, yang menyebabkan lima orang tewas dan lebih dari 200 lainnya luka-luka.

Para demonstran yang masih menduduki kantor menteri keuangan dan sejumlah gedung pemerintahan penting lain di luar Bangkok, ingin menunda demokrasi di Negara itu dan membentuk ”dewan rakyat” yang tidak dipilih.

Pemimpin demonstran Suthep Thaugsuban, seorang bekas wakil perdana menteri, telah berjanji akan melanjutkan perjuangan untuk menyingkirkan apa yang ia sebut sebagai “rejim Thaksin”.

Sebuah surat penangkapan, hari Senin, telah dikeluarkan atas Suthep atas tuduhan pemberontakan dan pihak keamanan telah meminta ia menyerahkan diri.

Protes terakhir ini dipicu oleh undang-undang amnesti, yang dicemaskan kelompok oposisi akan memungkinkan Thaksin kembali dari pengasingan tanpa harus menjalani hukuman penjara atas tuduhan korupsi yang selama ini dibantah Thaksin dan disebut lebih bermotif politik.

ab/ml (afp,rtr,ap)