1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Raja Bhumibol Muncul di Tengah Kemelut Thailand

5 Mei 2014

Raja Thailand Bhumibol Adulyadej tampil di hadapan publik untuk menandai perayaan 64 tahun penobatannya, di tengah gejolak politik yang mencengkeram kerajaannya yang memasuki tahap kritis.

https://p.dw.com/p/1Btxq
Foto: Reuters

Cukup jarang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej tampil di hadapan publik. Namun dalam peringatan ke-64 tahun penobatannya ini, ia muncul di depan publik di tengah kekisruhan politik yang menimpa negeri gajah putih itu.

Thailand saat ini diselimuti konflik antara kelompok anti dan pro pemerintah yang berkuasa. Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra saat ini menghadapi dua tantangan hukum utama yang bisa membuatnya terjengkang dari jabatannya, dalam beberapa hari mendatang. Sementara pada akhir pekan lalu, pemimpin oposisi Abhisit Vejjajiva menolak untuk menyepakati digelarnya pemilu yang rencananya digelar Juli ini guna mengakhiri krisis politik di negara itu.

Raja Bhumibol merupakan figur 'ayah‘ bagi warga Thailand. Ia dimahkotai pada tanggal 5 Mei 1950, meskipun sebenarnya ia menduduki tahta tersebut sejak Juni 1946, setelah kematian kakaknya.

Pemangku otoritas moral

Raja yang telah menginjak usia 86 tahun itu dipandang sebagai pemangku otoritas moral di Thailand --yang peta politiknya terpecah sejak tahun 2006, ketika mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra digulingkan dalam kudeta militer.

Dalam penampilannya di hadapan publik kali ini, Raja Bhumibol tidak berbicara. Ribuan orang yang memenuhi jalan-jalan di dekat istana kerajaan bagaikan lautan berwarna kuning. Masyarakat melambaikan bendera dan mengelu-elukan sang raja dengan berteriak "Hidup Raja" saat kendaraan raja melewati kota pesisir tengah Hua Hin, yang menjadi kediamannya, sejak ia meninggalkan rumah sakit di Bangkok, pada Agustus lalu.

Bhumibol Adulyadej peringati 64 tahun penobatan.
Foto: Reuters

Sebuah upacara singkat diadakan di sebuah ruangan di istana kerajaan, dengan diikuti para politisi dan kalangan militer Thailand yang berbalut seragam resmi berwarna putih. Juga hadir para anggota keluarga kerajaan, termasuk pewaris mahkota Pangeran Maha Vajiralongkorn.

Biksu memimpin doa singkat untuk Raja, yang telah menderita sakit selama beberapa tahun dan menggunakan kursi roda.

PM Yingluck hadir di tengah krisis

PM Yingluck juga hadir. Dia kembali menghadapi protes selama enam bulan terakhir ini, yang menuntut agar dia mundur. Dalam aksi-aksi protes, sedikitnya 25 orang tewas dan menimbulkan kekhawatiran kekerasan yang lebih luas antara para pendukung dan anti pemerintah.

Yingluck, pada hari Selasa (06/05) esok harus berhadapan dengan hakim Mahkamah Konstitusi, berkaitan kasus dugaan penyalahgunaan kekuasaan. Sang perdana menteri juga dapat dituntut kebijakan subsidi beras yang ceroboh.

Bangkok Protest 29.03.2014
Akis demonstrasi di Bangkok.Foto: picture-alliance/AP Photo

Tidak jelas kapan hakim akan mengambil keputusan. Tetapi diperkirakan dalam 10 hari ke depan sudah diambil keputusan terhadap dirinya. Kelompok pro dan anti pemerintah, masing-masing sudah berniat melaksanakan aksi demonstrasi besar-besaran ketika putusan diambil.

"Ini adalah beberapa minggu yang amat penting untuk masa depan Thailand," papar Noppodon Pattama, penasihat hukum Thaksin, kakak Yingluck. Thaksin secara luas dilihat sebagai kekuatan di belakang pemerintahan Yingluck. Mereka mempunyai dukungan besar di wilayah pedesaan berkat kebijakan yang dianggap pro rakyat miskin. Kelompok penentang pemerintah menuding Yingluck sebagai boneka kakaknya. Thaksin, sang konglomerat itu, mereka sebut sebagai kapitalis korup yang telah membeli pemilu selama satu dekade terakhir lewat kebijakan populis berharga mahal.

Pattama mengatakan: "Jika keputusan pengadilan adil, maka hal itu bisa membuka blokir konflik politik. Namun jika keputusannya tidak adil, maka itu akan menyebabkan hal-hal buruk terjadi."

Perpecahan politik Thailand terjadi antara elit politik Bangkok- kelas menengah serta masyarakat di selatan, dengan pendukung Thaksin Shinawatra --yang berada di basis elektoral pedesaan di bagian utara negara itu dan para kaum miskin kota.

ap/cp(rtr/afp/ap)