1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Raih Suara Lewat Jejaring Sosial

Antje Binder6 November 2012

Mitt Romney dan Barack Obama mengerahkan kekuatan internet dalam kampanye pemilu kali ini. Namun, apakah kampanye melalui jaringan sosial benar-benar berguna, masih diperdebatkan di kalangan pengamat.

https://p.dw.com/p/16dbT
Foto: dapd

Kampanye pemilu AS juga mencetak rekor pada jaringan sosial. Dalam 15 menit, lebih dari 10 juta pesan melalui Twitter dihasilkan oleh duel televisi pertama kedua kandidat presiden. Ini adalah peristiwa yang paling sering dikomentari melalui Twitter dalam sejarah. Sebagai perbandingan, tahun 2008 adu debat calon presiden hanya menghasilkan 2 juta Tweets.

Empat tahun setelah Barack Obama dielu-elukan sebagai "presiden internet" oleh kampanye jaringan sosialnya, kampanye Mitt Romney juga tidak mungkin digelar tanpa bantuan internet. Kini pengguna Facebook sepuluh kali lebih banyak dan pengguna Twitter lima kali lebih banyak dibandingkan empat tahun yang lalu. 50 persen warga AS adalah anggota Facebook.

Penampilan di internet bertambah banyak

Mereka berpromosi melalui YouTube, Tmblr, Twitter, dan Google+. Begitu juga pada penyedia jasa di internet yang jangkauannya lebih sedikit namun spesifik. Pada Instagram mereka mempublikasikan foto-foto acara kampanye atau para pendukung. Pada situs Pinterest yang digemari kaum perempuan dipublikasikan kutipan-kutipan yang memberi inspirasi dari First Lady Michelle Obama dan resep kue labu istri Mitt Romney. Baru-baru ini Barack Obama menyusun Playlist lagu-lagu kesukaannya di Spotify.

USA Parteitag der Demokraten Michelle Obama
Michelle Obama jaring dukungan lewat internetFoto: Getty Images

"Pemasaran melalui jaringan sosial lebih efektif dari iklan televisi", kata Mike Gisondi dari perusahaan Socialbakers yang menganalisa tren jaringan sosial. "Iklan televisi sangat mahal dan hanya searah. Sementara posting di Facebook atau Twitter menggugah diskusi yang nantinya juga bisa dianalisa."

'Follower' tidak berarti pemberi suara

Analisa dan hasil jajak pendapat tidak bisa memastikan hasil pemilihan presiden. Para pakar menduga, mayoritas pengguna jaringan sosial sudah sejak lama menentukan pilihannya. "Orang cenderung berhubungan dengan orang lain yang bergerak di lingkaran sosial yang sama", kata pakar Amerika Serikat Curd Knüpfer. "Sehingga, banyak pendapat di jaringan sosial yang sebelumnya sudah ditetapkan. Para pendukung Obama akan memilih untuk membaca hal-hal di internet yang positif tentang Obama."

Obama memang memiliki fans tiga kali lebih banyak di Facebook dan sepuluh kali lebih banyak di Twitter dari Romney. Namun, jajak pendapat menunjukkan persaingan yang sangat ketat. Menurut Mike Gisoni dari perusahaan Socialbakers, jumlah fans dan followers tidak harus menentukan. "Mereka mengikuti Twitter dan Facebook Obama karena ia adalah seorang persiden. Ini tidak berarti mereka mendukungnya. Romney memang punya fans lebih sedikit, tapi pendukungnya lebih aktif".

Jika tidak bisa menentukan hasil pemilu, setidaknya jaringan sosial mempengaruhi keikutsertaan dalam pemilu. Ini hasil penelitian lembaga di AS yang bereksperimen dengan 61 juta pengguna Facebook. Para peneliti menemukan: Jika pengguna Facebook tahu, bahwa temannya memberikan suara, maka ia cenderung lebih bersedia untuk juga memberikan suaranya.

USA TV-Duell Mitt Romney Barack Obama Boca Raton
Obama lebih unggul dari Romney di jejaring sosialFoto: AP

Seberapa besar mobilisasi pemilih bisa berpengaruh pada hasil pemilihan telah terbukti pada kampanye pemilihan presiden tahun 2000. Saat itu kurang dari 0,01 persen suara di Florida menentukan hasil pemilu di seluruh negara Amerika Serikat.