1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hooligan Melawan Salafis

29 Oktober 2014

Dengan bernafaskan "Anti Salafisme", lebih dari 2500 orang di Köln menggelar aksi demonstrasi. Tapi demo itu juga mengusung slogan anti Islam dan orang asing. Polisi Jerman tertipu oleh kelompok Neo Nazi yang membaur.

https://p.dw.com/p/1Dd8C
Rund 2500 Hooligans bei Kundgebung gegen Islamisten in Köln 26.10.2014
Foto: DW/G. Borrud

Aksi yang diberi judul "Anti Salafisme" dan melawan Islamic State itu bisa dtengarai hanya sebagai dalih. Inti sebenarnya adalah aksi rasime. Gabungan aksi antara kelompok hooligan dan Neo Nazi mula-mula tidak ditanggapi serius oleh polisi. Baru setelah demonstrasi hari Minggu (26/10) itu meledak jadi aksi kekerasan, aparat menyadari gawatnya situasi.

Demonstrasi di stasiun kereta api yang terletak di pusat kota Köln itu makin kental bernuansa Neo Nazi, karena tidak ada satupun kaum Salafis yang tampak. Yang terdengar hanya seruan dan slogan rasisme bergaya Nazi dan sikap anti orang asing. Secara terang-terangan kelompok gabungan perusuh sepakbola dan ekstrim kanan menyerang aparat keamanan yang kewalahan.

Banyak pengamat mencemaskan fenomena radikalisme baru di Jerman dengan alasan anti Islamis tersebut. Disadari, tren yang digalang kelompok Neo Nazi dan perusuh sepakbola ini merupakan kebalikan dari fenomena makin banyaknya generasi muda Jerman bergabung dengan milisi Islamic State di Suriah. Kebanyakan pendukung IS adalah kaum muda berlatar belakang migran yang beragama Islam.

Formasi baru hooligan

Menteri dalam negeri negara bagian Nordrhein Westafeln, Ralf Jäger mengatakan; ini merupakan formasi baru hooligan yang biasa melakukan aksi kekerasan. "Aksinya bukan demonstrasi damai anti Salafis. Melainkan mobilisasi hooligan brutal dari seluruh Jerman, yang menyalahgunakan aturan kebebasan berkumpul sebagai platform melakukan aksi kekerasan", ujar Jäger lebih lanjut

Dalam aksi terbaru trlihat, kelompok Neo Nazi berusaha keras melakukan inflitrasi ke kelompok-kelompok ultras perusuh di stadion sepakbola. "Tren ini terlihat makin kecang sejak tahun 2012", ujar peneliti fans sepakbola dari Universitas Hannover, Gunter Pilz.

Kelompok hooligan yang biasanya bermusuhan dan terlibat baku hantam, kini bisa menggalang kekuatan bersama. Pemicunya antara lain pesta yang digelar kelompok neo Nazi seperti yang terjadi di Dortmund. Dalam aksi di Köln, perekatnya adalah musuh yang sama, yakni kaum Salafis. "Tapi diragukan aliansi semacam itu bisa bertahan lama", kata Pilz.

Jawatan pelindung konstitusi Jerman juga mengamati tren radikalisme ini secara seksama. Pejabat tinggi di jawatan tersebut mengatakan, pengamatan dilakukan terhadap kegiatan ekstrim kanan bukan masalah hoologanisme. Hooligan bukan sasaran pengamatan dinas rahasia Jerman itu. Tapi kini aksi mereka dilakukan secara gabungan, jadi otomatsi aksi para perusuh sepakbola juga jadi sorotan petugas pelindung konstitusi.

as/rn (dpa,afp,dw)