1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Putin Puji Separatis Ukraina

29 Agustus 2014

Presiden Rusia Vladimir Putin memuji kelompok separatis di Ukraina Timur dan meminta mereka membuka koridor aman bagi pasukan pemerintah Ukraina yang terkurung.

https://p.dw.com/p/1D3cU
Foto: picture alliance/AP Photo

Untuk pertama kalinya Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pesan langsung kepada kelompok separatis di Ukraina timur. Ia memuji perlawanan mereka dan meminta mereka membuka "koridor kemanusiaan" bagi pasukan Ukraina yang terkepung agar bisa menarik diri.

Pernyataan Putin dirilis Kamis malam (28/07) lewat situs internet pemerintahan Rusia. Tapi Putin tidak menanggapi tuduhan tentang masuknya pasukan Rusia ke Ukraina.

Pemerintah Ukraina di Kyiv berulangkali menuduh Rusia mengirim pasukan dan senjata berat untuk membantu kelompok separatis. Militer Ukraina menunjukkan 10 anggota pasukan khusus Rusia yang ditangkap di wilayah Ukraina. Tapi Rusia mengatakan, para serdadu itu "salah jalan" dan "tidak sengaja menyeberang perbatasan".

Menurut keterangan NATO, Rusia mengerahkan sampai 1000 pasukan yang tidak memakai tanda pengenal ke Ukraina. NATO hari Kamis menunjukkan foto-foto satelit yang menunjukkan konvoi militer Rusia yang bergerak di territorial Ukraina.

Putin puji separatis

Putin memuji perlawanan separatis pro Rusia dan menyebutkan bahwa mereka "berhasil mempertahankan wilayahnya". Ia selanjutnya mengatakan, separatis berhasil membendung operasi militer Ukraina "yang membahayakan penduduk sipil".

Putin mengatakan para pejuang sedang mempertahankan Novorossiya (Rusia Baru), nama kawasan Ukraina timur yang dipakai pada masa Kekaisaran Rusia, sebelum diserahkan kepada Ukraina tahun 1920.

Putin mengimbau kepada pemberontak untuk "membuka koridor kemanusiaan bagi tentara Ukraina yang terkepung, …untuk memberi mereka kesempatan mundur dari daerah operasi".

Stop kebohongan

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, para pemimpin Eropa akan mendiskusikan sanksi baru terhadap Moskow dalam pertemuan puncak akhir minggu ini di Brussel.

Amerika Serikat dan Eropa sebelumnya sudah menjatuhkan serangkaian sanksi ekonomi terhadap Rusia sehubungan dengan krisis di Ukraina.

Dalam sidang khusus Dewan Keamanan PBB di New York, Duta Besar AS untuk PBB Samantha Power menutut Rusia agar "menghentikan kebohongan".

"Kami melihat langkah Rusia seperti apa adanya: mereka membantu dan bertempur bersama dengan kelompok separatis ilegal di sebuah negara lain yang berkedaulatan", kata Power.

Pemerintah Ukraina menyatakan, pasukan Rusia berhasil merebut beberapa kota penting di kawasan perbatasan ke Rusia dalam beberapa hari terakhir.

Situasi di Ukraina timur meruncing menjadi konflik terbuka antara Ukraina dan Rusia, hanya satu hari setelah jabat tangan antara Presiden Ukraina Petro Poroshenko dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan di ibukota Belarus, Minsk, awal minggu ini.

hp/ab (rtr,afp,dpa)