1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Putin Harus Dekati Islam Moderat di Rusia

Stephanie Höppner3 Januari 2014

Bagaimana memerangi terorisme di Rusia? Pakar politik Eberhard Schneider berpendapat, Presiden Putin perlu mendekati kelompok Islam yang berhaluan moderat.

https://p.dw.com/p/1AkS6
Foto: Maxim Marmur/AFP/Getty Images

DW: Beberapa hari yang lalu, lebih 30 orang tewas dalam rangkaian serangan teror di Volgograd. Menurut Anda, kelompok mana saja yang berpotensi melakukan aksi teror di Rusia?

Eberhard Schneider: Menurut saya, masih ada kaitan dengan gembong teroris yang dijuluki Emir dari Kaukasus, Doku Umarov. Setengah tahun lalu dia pernah mengancam akan melakukan serangan teror, untuk menggagalkan Olimpiade Sochi. Kawasan Sochi 150 tahun yang lalu merupakan tempat tinggal bagi satu juta warga muslim Kaukasus. Mereka cukup lama menentang kekuasaan Tsar dari Rusia. Waktu itu, sekitar 400.000 orang Islam gugur dalam peperangan, dan jumlah yang sama melarikan diri. Umarov mengacu pada sejarah lama ini.

Umarov adalah warga Chechnya. Sampai tahun 2007 dia berperang untuk kemerdekaan Chechnya. Tapi tahun 2007 orientasinya berubah. Dia tidak lagi memperjuangkan Chechnya, tapi ingin menyebarkan faham wahabisme yang radikal. Menurut dia, penganut Islam harus melakukan perang suci untuk mendirikan negara Islam.

Apakah kemiskinan di Kaukasus juga berperan dalam berkembangnya terorisme?

Serangan-serangan teror ini memang punya latar belakang ketegangan sosial dan masalah ekonomi di Kaukasus. Pengamanan di Chechnya sekarang sangat ketat. Aksi teror pindah ke negara tetangga seperti Dagestan. Di sana, tingkat pengangguran mencapai 70 persen. Dari kaum remaja, 40 persen hidup di bawah eksistensi minimum. Situasi ekonomi harus diperbaiki, kalau mau memerangi basis terorisme.

Apa yang sebaiknya dilakukan oleh Putin?

Kalau saya Putin, saya akan berusaha mendekati kelompok Islam moderat yang beroreintasi ke Rusia. Putin harus berusaha menghentikan pengaruh wahabisme radikal. Paham itu sekarang gampang tersebar dari mesjid ke mesjid, terutama di Kazakhstan.

Eberhard Schneider, Zentrum EU Russland, Brüssel
Eberhard SchneiderFoto: Eberhard Schneider

Pada masa Uni Soviet, agama Islam ditindas. Setelah Uni Soviet runtuh, banyak masjid yang kekurangan Imam. Rusia tidak punya uang, jadi kelompok Islam minta bantuan dari luar negeri. Lalu Saudi Arabia memberi bantuan dan mengirim banyak imam yang ternyata mengajarkan faham wahabisme.

Jadi sikap keras Presiden Putin tidak banyak membantu?

Kata-kata keras saja tidak cukup. Yang penting adalah memperbaiki situasi sosial dan ekonomi. Bagaimana anak-anak muda bisa mendapat pekerjaan? Kalau tidak ada pekerjaan, mereka dengan mudah terbujuk kelompok terror. Sebab dalam kelompok-kelompok itu, mereka bisa mendapat uang setiap bulan.

Amerika Serikat menawarkan bantuan kepada Rusia untuk pengamanan Olimpiade Sochi. Apa ini bisa membantu?

Amerika terutama bisa membantu dengan informasi. Rusia juga dulu membantu Amerika ketika terjadi serangan bom dalam lomba marathon di Boston.

Menurut Anda, mengapa Volgograd yang jadi sasaran serangan bom?

Volgograd adalah pusat jaringan lalu lintas yang besar. Kota ini juga terletak tidak jauh dari kawasan Kaukasus. Selain itu, Volgograd yang dulu bernama Stalingrad punya nilai simbolis yang besar bagi Rusia. Jadi serangan di kota ini akan menjadi perhatian besar. Doku Umarov terutama ingin menunjukkan, bahwa Putin tidak bisa menjamin keamanan, dan kemampuan aparat keamanan Rusia terbatas.