1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Produksi Vaksin Pengaruhi Stok di Pasaran

1 Maret 2012

Tidak selalu produksi vaksin tersedia di pasaran. Masalah kosongnya stok vaksin terkait masalah produksi vaksin.

https://p.dw.com/p/14CK8
Impfstoff
Vaksin flu burungFoto: DW

Dengan imunisasi diharapkan sistem daya tahan tubuh mengenali tanda-tanda karakteristik suatu penyebab penyakit dan untuk kemudian masih tetap mengenalnya. Vaksin terdiri dari bakteri, virus atau bagian karakteristiknya. Dalam vaksin hidup seperti untuk memerangi demam kuning dan campak Jerman, digunakan bibit penyakit yang masih dapat berkembang biak, tapi pada manusia tidak memicu penyakit.

Bibit penyakit dalam vaksin mati, seperti untuk memerangi rabies, sebelumnya dimatikan dengan bahan-bahan kimia. Sering kali sebuah virus hanya tinggal menjadi kulit luar protein, cukup hanya dengan menyuntikkan protein tunggal tsb., seperti pada imunisasi hepatitis B. Tapi terlepas dengan cara apa vaksin diproduksi, tanpa mengembang-biakkan virus dan bakteri di laboratorium, hal itu tidak mungkin dilakukan. Diperlukan waktu, karena tidak semua penyebab penyakit dapat dikembang-biakkan dengan cepat. Selain itu para pakar harus menjaga agar virus dan bakteri merasa nyaman. Artinya mereka memerlukan bahan pangan, suhu dan kondisi hidup sedemikian rupa agar dapat berkembang biak.

Metode Produksi Berbeda

Terutama pada virus influenza, para ilmuwan dari tahun ke tahun, harus menemukan kondisi pertumbuhan yang optimal bagi virus tersebut. Bakteri dapat langsung dikembang-biakkan dalam materi makanan dalam ketel besar. Sebaliknya virus secara definisi bukan makhluk hidup, karena selalu membutuhkan sel-sel lain untuk memperbanyak diri. Oleh karena itu produsen vaksin untuk melawan penyakit yang ditimbulkan virus, sering memproduksinya dengan medium sel-sel hewani di cawan petri. Virus menyerang sel-sel ini, sehingga bertambah banyak dan akhirnya ilmuwan dapat memperoleh bibit penyakit yang siap pakai dari cawan petri tersebut.

Titel: Produktion Tollwutimpfstoff Schlagworte: Tollwut, Virus, Krankheit, Impfstoff, Produktion Bildbeschreibung: Wannenstapel werden mit Medium befüllt für die Tollwutvirusvermehrung In welchem Zusammenhang soll das Bild/sollen die Bilder verwendet werden?: Artikel Bildrechte: - Es handelt sich um ein durch einen Verlag, ein Unternehmen oder eine Institution bereitgestelltes Bild (außer eine Bild-Agentur, mit der die DW einen Rahmenvertrag abgeschlossen hat): Angabe der Quelle/des Zulieferers: Novartis Vaccines Rechteeinräumung: (bitte einkopieren)Alle Fotos und Grafiken sind zur freien Verwendung bei Nennung der Quelle Novartis Vaccines. Copyrightangabe: Novartis Vaccines Thematische oder zeitliche Nutzungsbeschränkungen: keine
Produksi vaksin rabiesFoto: Novartis Vaccines

Perusahaan farmasi Novartis Vaccines, memperbanyak virus rabies dalam sel jaringan ikat ayam. Sementara perusahaan Sanofi Pasteur menggunakan sel-sel yang diperoleh dari manusia. Sel-sel ini dulu, pada dasarnya hanya berasal dari manusia atau hewan. Saat ini sel-sel tersebut merupakan produk rekayasa di laboratorium karena sudah dapat dimanipulasi sedemikian rupa. Sehingga seperti halnya sel kanker, sel-sel itu dapat diperbanyak tanpa batas.

Virus Dibiasakan untuk Beradaptasi

Virus rabies menyerang sel-sel rekayasa ini, namun itu bukan sifat alaminya. Para ilmuwan harus membiasakan virus-virus ini terlebih dahulu. Seiring waktu, virus beradaptasi melalui mutasi pada inang baru. Seninya adalah memperoleh virus yang dapat bertambah banyak di sel-sel ini, tapi tidak sampai mengalami perubahan sedemikian besar sehingga tidak lagi dapat dipakai untuk imunisasi.“ Demikian dijelaskan pakar imunologie Rolf Hömke.

Jika produsen sudah memiliki satu jenis virus yang cocok, produsen ini harus menjaga agar virus ini tidak berubah terlalu banyak. Solusinya, sejumlah besar virus ini dibekukan dalam beberapa porsi, dan untuk setiap produksi baru satu porsi virus dicairkan. Ini tentunya menjadi alasan mengapa vaksin hanya dapat diproduksi secara berkala, dan tidak dapat secara kontinyu. Dijelaskan Hömke lebih lanjut, tindakan ini untuk mencegah agar jenis virus yang dioptimalisasi mengalami perubahan lebih lanjut. Hampir pada seluruh imunisasi, materi yang kini diperolehnya masih mirip dengan yang diperolehnya 20 tahun lalu. Satu-satunya pengecualian adalah materi imunisasi demam.

Sifat Virus Harus Dikenali

Virus flu berubah luar biasa cepat. Muncul virus baru dengan sifat-sifat baru. Oleh karena itu vaksin influenza dari tahun lalu sudah tidak lagi mampu melindungi seseorang dari flu. Badan Kesehatan Dunia WHO mengamati permanen, virus mana yang sedang beredar. Tiga jenis virus yang paling sering terjadi dikirimkan WHO tepat waktu kepada produsen vaksin. Ini akan menjadi bagian bagi vaksin melawan influenza pada musim penyakit berikutnya.

Titel: Grippeimpfstoff - Herstellung Schlagworte: Grippe, Virus, Krankheit, Impfstoff, Influenza, H1N1 Bildbeschreibung: Flasche mit Zellsuspension aus der Herstellung des Impfstoffs gegen Influenza In welchem Zusammenhang soll das Bild/sollen die Bilder verwendet werden?: Artikel Bildrechte: - Es handelt sich um ein durch einen Verlag, ein Unternehmen oder eine Institution bereitgestelltes Bild (außer eine Bild-Agentur, mit der die DW einen Rahmenvertrag abgeschlossen hat): Angabe der Quelle/des Zulieferers: Novartis Vaccines Rechteeinräumung: (bitte einkopieren)Alle Fotos und Grafiken sind zur freien Verwendung bei Nennung der Quelle Novartis Vaccines. Copyrightangabe: Novartis Vaccines Thematische oder zeitliche Nutzungsbeschränkungen: keine
Produksi vaksin flu burungFoto: Novartis Vaccines

Produsen harus menguji coba dengan rinci setiap hasil produksi vaksin berkala ini. Dikaji apakah vaksin itu ampuh, apakah hewan percobaan benar-benar membentuk antibodi terhadap penyebab penyakit. Selain itu vaksin harus memenuhi rangkaian panjang syarat-syarat kualitas. Dapat terjadi dimana reaksi vaksin tidak tampak pada hewan percobaan, atau timbul efek sampingan yang tidak diharapkan atau kurang bersih. Maka kadang tidak ada pilihan lain bagi produsen untuk menarik suatu hasil produksi berkala dan membakarnya semua. Dikatakan Rolf Hömke. Dan bila kasus ini terjadi terjadi masalah pasokan di pasaran.

Brigitte Osterath/Dyan Kostermans

Editor: Agus Setiawan