1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pro-Kontra Pengiriman Senjata ke Ukraina

3 Februari 2015

Amerika Serikat masih maju mundur terkait rencana suplai senjata modern ke Ukraina. Sementara Eropa dengan dimotori Jerman menolak tegas pemasokan senjata ke kawasan konflik di Ukraina.

https://p.dw.com/p/1EUpe
Ukraine Soldaten
Foto: Genya Savilov/AFP/Getty Images

Washington terus mengkaji rencana suplai senjata modern ke Ukraina, untuk mendukung perang melawan kaum separatis yang dibeking Rusia. "Ada pemikiran baru, tapi belum ada keputusan apapun," kata seorang pejabat senior dalam pemerintahan Obama Senin (02/01/15). Dia menambahkan, juga belum tahu bagaimana keputusan final nantinya.

Sebagai langkah konkrit berikutnya, Menlu AS John Kerry akan terbang ke Kiev hari Kamis (05/01/15) depan untuk berkonsultasi dengan pemerintah Ukraina. Di hari yang sama, para menteri pertahanan NATO juga akan membahas konflik Ukraina dalam sidang di Brussel, Belgia.

Kajian politik baru di Washington itu merupakan refleksi dari frustrasi menghadapi sikap Moskow. Walau dihujani sanksi ekonomi terkait konflik Ukraina dan gagalnya upaya pembicaraan peredaan konflik, Rusia terus melaksanakan suplai senjata kepada kelompok separatis di semenanjung Krimea di timur Ukraina.

Eropa tolak tegas

Sejauh ini mayoritas negara Uni Eropa dengan dimotori Jerman menolak tegas pemasokan senjata baru ke kawasan konflik di Ukraina. Pemerimtah di Berlin terutama menekankan pemecahan masalah dengan cara diplomatik, bukan dengan pendekatan militer.

Kanselir Jerman Angela Merkel, dalam lawatan ke Washington pekan depan, dipastikan juga akan membahas agenda konflik Ukraina dengan Presiden Barack Obama. Sebelumnya Merkel sudah menegaskan, tidak akan menyuplai senjata baru ke Ukraina. "Tapi bila Amerika punya rencana semacam itu, kami tidak akan menghalangi," tambah kanselir Jerman itu.

Dalam kesempatan terpisah, ketua konferensi keamanan di München, Wolfang Ischinger, berpendapat, solusi konflik Ukraina tidak bisa hanya dibebankan kepada Jerman. Pemecahan konflik Ukraina harus jadi tugas bersama Uni Eropa atau bahkan trans-Atlantik bersama Amerika Serikat," tambah pakar keamanan internasional itu.

as/yf (ret,dpa,afp)