1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Prabowo Tolak Hasil Pemilu

22 Juli 2014

Prabowo Subianto menolak hasil pemilu, dan memerintahkan para saksinya keluar dari proses penghitungan di Komisi Pemilihan Umum. Harga saham langsung anjlok akibat langkah ini.

https://p.dw.com/p/1CgSA
Foto: Reuters

Beberapa saat sebelum pengumuman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU), Prabowo Subianto di markas kampanyenya di Jakarta menyatakan menolak hasil pemilihan presiden 9 Juli lalu yang ia sebut curang.

”Kami menolak hasil pemilihan presiden 2014 yang cacat hukum, dan karena itu kami menarik diri dari proses yang sedang berlangsung,” kata Prabowo yang memberikan konferensi pers tanpa didampingi calon wakilnya Hatta Radjasa.

Langkah Prabowo itu mendapat respon negatif dari para pelaku pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sudah terkoreksi sejak dibuka Senin (22/7) pagi, anjlok semakin dalam pada kisaran 1,5 persen.

Prabowo beralasan pemilihan umum ini berlangsung tidak demokrartis, dan karenanya ia tidak bersedia ikut melanjutkan tahapan Pilpres.

"Kami, Prabowo-Hatta, siap menang dan siap kalah dengan cara yang demokratis dan terhormat," kata Prabowo sambil meminta para pendukungnya agar tetap tenang.

"Karena yakinlah, kami tidak akan diam dan membiarkan hak demokrasi kita diambil," kata Prabowo didampingi para ketua umum partai pendukungnya.

Sebelumnya, kubu Prabowo meminta KPU menunda pengumuman selama dua pekan untuk menyelidiki apa yang mereka klaim sebagai kecurangan yang meluas.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) direncanakan mengumumkan hasil resmi hari Selasa. Hampir semua perhitungan dari lembaga jajak pendapat yang kredibel memperlihatkan bahwa Gubernur Jakarta Joko Widodo menang dengan selisih sekitar lima persen, dalam pemilihan paling ketat dan diwarnai kampanye hitam sepanjang sejarah Indonesia setelah reformasi.

“Yang kami minta adalah waktu untuk mempelajari (tuduhan-tuduhan). Saya pikir (langkah) kami cukup masuk akal,” kata adik laki-laki Prabowo sekaligus penasihat politik utamanya yakni Hashim Djojohadikusumo. Hashim percaya bahwa Prabowo adalah pemenang dalam pemilihan ini.

KPU telah menegaskan bahwa mereka tidak akan menunda pengumuman sebagaimana diminta kubu Prabowo. Lebih dari 250 ribu polisi dikerahkan untuk menjaga keamanan di negara demokrasi ketiga terbesar dunia ini.

Kubu Prabowo, sebelumnya telah memberi sinyal bakal menolak hasil pemilu dan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi dengan alasan telah terjadi kecurangan.

ab/hp (tempo, detik, afp,dpa,rtr)