1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PPP Antara Kubu Jokowi dan Prabowo

Hendra Pasuhuk9 Oktober 2014

Presiden terpilih Joko Widodo yang didukung PDIP belum berhasil memperluas aliansi politik di parlemen. PPP dalam pemilihan ketua MPR meninggalkan Koalisi Prabowo, tapi bagaimana kelanjutannya?

https://p.dw.com/p/1DSV3
Foto: Reuters

Joko Widodo akan dilantik 20 Oktober mendatang sebagai presiden ketujuh Indonesia. Tapi di parlemen, presiden tidak memiliki dukungan mayoritas. Setelah aliansi PDIP kalah dalam pemilihan Ketua DPR, mereka berusaha menjalin komunikasi dengan partai-partai di Koalisi Prabowo agar mau menyeberang.

Pada sidang MPR pertengahan minggu ini, PPP akhirnya bergabung dan meninggalkan kubu Prabowo karena kecewa tidak mendapat jatah posisi Wakil Ketua MPR. Tapi calon kubu Prabowo, Zulkifli Hasan dari PAN, tetap memenangkan pemilihan Ketua MPR dengan selisih 17 suara. Lalu bagaimana kelanjutannya?

Di DPR yang seluruhnya terdiri dari 560 kursi, PPP memiliki 39 kursi. Kubu Jokowi selama ini hanya didukung oleh 37 persen anggota DPR. Jika PPP bergabung, dukungan ini akan bertambah menjadi 44 persen. Tapi tetap saja masih kalah dengan Koalisi Prabowo yang menguasai 56 persen kursi.

Benarkah PPP Menyeberang?

Politisi senior PPP Emron Pangkapi menerangkan, mayoritas anggotanya mendukung Jokowi, tapi belum ada keputusan resmi di PPP karena masih ada perbedaan pendapat.

"Kami tidak mengharapkan apa-apa sebagai imbalan, tapi sebagai partai kami ingin termasuk dalam pemerintahan, tidak di luarnya", kata Pangkapi.

Pelaku ekonomi di Jakarta menyatakan kekhawatiran tentang situasi politik yang "panas" dan bisa menghambat perkembangan ekonomi dan investasi. Indeks saham di bursa Jakarta sempat anjlok setelah kemenangan Koalisi Prabowo dalam pemilihan ketua MPR Rabu lalu (08/10).

Gerindra Akan Hambat Pemerintah?

Pernyataan keras Hashim Djojohadikusumo, Wakil Ketua DPP Gerindra, sempat menyulut kekhawatiran bahwa Indonesia akan mengalami kemandekan politik.

"Kami akan menggunakan kekuatan kami untuk menginvestigasi dan menghambat," kata Hashim kepada kantor berita Reuters yang mewawancarai dia di kantornya.

Presiden terpilih Joko Widodo mendesak kubu oposisi agar bekerjasama demi meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Semangat kami setelah pemilu presiden adalah, kita harus bekerjasama mengembangkan negara ini dan meningkatkan kesejahteraan rakyat", kata Jokowi.

"Jangan sampai ada semangat untuk menghambat. Kalau mau bertarung, mari kita bertarung lima tahun lagi", ujarnya.

hp/vlz (rtr)