1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KPK Dikepung Polri dan PDI-P

23 Januari 2015

Istana Negara membatu saat Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, diciduk kepolisian terkait kesaksian palsu. Penangkapan itu adalah manuver terakhir yang dilancarkan Trunojoyo dalam episode terbaru cicak versus buaya

https://p.dw.com/p/1EPR4
Foto: AFP/Getty Images

Dua mobil yang sejak lama menguntit di belakang tiba-tiba mengapit sebuah Isuzu Panther hingga menepi. Di belakang kemudi duduk pria bersarung dan berbaju koko putih. Dia adalah Bambang Widjojanto. Dan kepolisian RI menurunkan selusin petugas untuk mencokok wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi yang baru mengantar anaknya sekolah itu.

Bambang didera tudingan terkait kesaksian palsu dalam sengketa pilkada Kotawaringin, Kalimantan Tengah, 2010 silam. "Terlapor diduga memberikan keterangan palsu di bawah sumpah," ujar Rikwanto, dari Divisi Humas Mabes Polri.

Kini Bambang masih diperiksa di Badan Reserse Kriminal. Ia terjerat Pasal 242 juncto Pasal 55 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana karena menyuruh memberikan keterangan palsu dalam pengadilan. Dia terancam hukuman pidana 7 tahun

Polri versus KPK

Penangkapan Bambang Widjojanto hakikatnya adalah manuver kesekian kali yang dilancarkan kepolisian buat melawan KPK sejak lembaga anti rasuah itu menetapkan calon Kapolri, Budi Gunawan, sebagai tersangka.

14 Januari silam enam puluh anggota Sabhara dan Intel mendatangi kantor pusat KPK. Ketika ditanya, Mabes Polri di Trunojoyo cuma menjawab aksi tersebut telah dikoordinasikan dengan petinggi KPK. Empat hari kemudian Polri mengajukan gugatan praperadilan terkait penetapan tersangka terhadap Budi Gunawan.

Senayan juga tidak berdiam diri. Dewan Perwakilan Rakyat sengaja menunda pemilihan pemimpin KPK pengganti Busyro Muqoddas. Tanpa penggantinya, KPK kini tinggal memiliki empat orang di pucuk pimpinannya.

Sepekan berselang kuasa hukum Budi Gunawan melaporkan pimpinan KPK kepada kejaksaan agung. Lembaga itu dinilai menyalahi prosedur ketika menetapkan calon kapolri pilihan PDI-P itu sebagai tersangka karena cuma ditandangani empat pemimpin dari yang seharusnya lima.

Hampir pada saat yang bersamaan politisi PDI-P, Hasto Kristiyanto melancarkan tudingan miring kepada Abraham Samad. Ia dikatakan menaruh dendam pada Budi Gunawan karena menggagalkan upayanya menjadi calon wakil presiden Joko Widodo pada pemilu lalu.

Kemana Jokowi?

Perkembangan terbaru ini menyudutkan posisi Presiden Jokowi. Kedekatan sang presiden dengan KPK bertabrakan dengan partai pengusungnya, PDI-P yang bertekad menempatkan Budi Gunawan di pucuk pimpinan Kepolisian.

Setelah memanggil pimpinan kedua lembaga tersebut, Istana Negara cuma mengimbau agar KPK dan Kepolisian bersikap obyektif guna menghindari gesekan

"Baru saja tadi saya telah melakukan pertemuan dengan Wapres, Menkopolhukam, Jaksa Agung, dan beberapa menteri serta dengan Ketua KPK dan Kapolri, Wakapolri," tutur Jokowi di Istana Bogor seperti dilansir Detik.

Pesan bernada normatif itu memicu kekecewaan di kalangan masyarakat. Sebelumnya putri mendiang bekas presiden Abdurrahman Wahid, Yenni Wahid, mengatakan "ini adalah tes bagi Jokowi apakah mampu membuktikan bahwa dia adalah Presiden seluruh masyarakat, bukan hanya seorang pejabat partai," ujarnya kepada Tempo di gedung KPK, Jumat (23/1).

rzn/as (berbagai sumber)