1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Polisi dan Presiden Peringatkan Serangan Teror

13 Desember 2013

Kepolisian Indonesia memperingatkan akan adanya serangan dari golongan Islam militan.

https://p.dw.com/p/1AZKW
Symbolbild Schneemann Weihnachten
Foto: DW/Madelaine Meier

President Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan agar polisi mempertinggi pengamanan pada gereja selama liburan Natal. Perintah ini muncul terkait laporan tentang adanya kemungkinan penyerangan. Presiden tak menyebutkan nama-nama kelompok penyerang tersebut, akan tetapi jelas, bahwas kelompok-kelompok yang dimaksud adalah kelompok-kelompok Islam ekstrimis.

Meski kelompok-kelompok utama garis keras Islam telah diberantas oleh pemerintah, tetapi masih ada sekelompok kecil jaringan kelompok extrimis Islam yang masih beroperasi.

“Saya telah menerima laporan dari kepala polisi terkait keberadaan elemen-elemen yang berencana untuk mengganggu keamanan dan ketertiban di beberapa tempat tertentu,“ kata juru bicara kepresidenan, mengutip ucapan presiden hari Selasa sebelum bertolak ke Jepang untuk 40 tahun ASEAN Japan Commemorative Summit.

Peringatan dari Kepolisian

Sementara itu Kamis lalu, kepolisian Indonesia sudah memperingatkan umat Kristen tentang kemungkinan serangan kelompok ekstrimis Islam pada saat perayaan Natal dan tahun baru. Kapolri Jendral Sutarman mengatakan ada indikasi-indikasi bahwa para militan sedang menuju tempat-tempat yang menjadi target mereka dan juga mungkin sedang merakit bom.

“Para teroris punya jaringan di mana-mana dan mereka aktiv. Kami terus memburu mereka,“ kata Sutarman. Peringatan ini termasuk peringatan langka, karena keterangan yang diberikan begitu spesifik.

Peringatan ini datang di tengah makin tingginya keprihatinan terkait peningkatan intoleransi agama di Indonesia, di mana pemerintah mendapat kritikan karena tidak cukup melakukan tindakan pengamanan bagi kelompok-kelompok agama minoritas, termasuk umat Kristen, dari serangan kelompok-kelompok radikal.

Juga Menargetkan Daerah Lain

Sutarman mengatakan selain menargetkan Jakarta, kelompok-kelompok Islam garis keras itu juga menargetkan daerah-daerah di Sulawesi, yang disebut sebagai daerah-daerah sasaran teror, dan juga daerah-daerah lain yang tak mau ia sebut namanya.

“Kami menyerukan agar semua tetap tenang karena kepolisian akan menjaga keamanan bagi mereka yang merayakan Natal dan tahun baru“ kata Sutarman.

Ia menambahkan, bahwa polisi sedang memonitor para tersangka jaringan teror dan hanya akan melakukan tindakan tegas jika rencana penyerangan itu telah mencapai tahap lanjut.

Pemerintah telah melakukan penumpasan kelompok-kelompok Islam ekstrimis selama beberapa dekade terakhir. Kelompok-kelompok ini telah melakukan serangan terhadap warga asing, termasuk bom Bali tahun 2002 yang telah menewaskan 202 orang, yang sebagian besar korbannya adalah orang asing.

asb/ml (rtr, afp)