1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Erdogan Tetap Bersikap Keras

Sokollu, Senada17 Juni 2013

Setelah aparat keamanan membubarkan kumpulan demonstran di Taman Gezi, PM Turki Erdogan menyebut para demonstran sebagai teroris dan bajingan.

https://p.dw.com/p/18r83
Turkish Prime Minister Tayyip Erdogan with his wife Emine at a rally of ruling AK party in Istanbul June 16, 2013.
Erdogan di IstanbulFoto: Reuters

Pertengahan minggu lalu sempat muncul harapan, Erdogan akan menghentikan aksi brutal aparat keamanan. Ia mengundang wakil-wakil para demonstran untuk berdialog. Ia berjanji akan melaksanakan referendum sehubungan dengan rencana penggunaan Taman Gezi.

Tapi hari Sabtu malam (15/06) polisi malah menyerbu tenda-tenda dan membubarkan aksi protes di Taman Gezi. Aksi aparat keamanan dilaporkan makin brutal. Mereka memburu para demonstran dan menembakkan gas air mata sampai ke restoran dan hotel-hotel di sekitar tempat itu.

Anak-anak dan orang tua juga diserang dengan gas air mata dan semburan air. “Polisi sekarang malah menggunakan bahan kimia dalam air. Beberapa teman saya harus dirawat di rumah sakit“, kata peserta protes Alper Baysan kepada Deutsche Welle.

Seperti Perang

Ketua partai Hijau Jerman, Claudia Roth, sedang berada di Taman Gezi ketika aparat keamanan menyerang tempat itu. Beberapa politisi Jerman berkunjung ke sana sebagai tanda solidaritas. „Situasinya seperti perang. Mereka mengejar orang di jalan-jalan, menembak orang-orang secara terarah dengan gas air mata“, kata Roth.

A riot policeman fires tear gas during an anti-government protest in Istanbul early June 16, 2013.
Polisi menembakkan gas air mata di Lapangan TaksimFoto: Reuters

Sebagian demonstran akhirnya mencari perlindungan di hotel dan restoran di sekitar tempat itu. Polisi mengejar mereka dan menangkap juga para dokter yang merawar demonstran yang terluka. Para jurnalis yang tidak punya kartu pers Turki juga ikut ditahan.

Banyak juga demonstran yang merasa kecewa dengan pemberitaan media Turki. Kebanyakan media Turki hanya memberitakan sedikit saja atau dengan nada lunak tentang aksi aparat keamanan. Harian Sabah misalnya memberi judul: “Polisi mengamankan Gezi tanpa membahayakan seorang pun”.

Pidato Keras

Pada hari Minggu (16/06), aksi protes terus berlangsung di sekitar Lapangan Taksim. Sementara PM Erdogan menggelar aksi tandingan beberapa kilometer dari tempat itu yang dihadiri puluhan ribu pendukungnya.

Dalam pidatonya, Erdogan mengecam keras media internasional yang disebutnya telah berkomplot menentang pemerintahannya. „CNN, Reuters, pergilah dengan kebohongan kalian“ seru Erdogan. Ia sekali lagi menyerang gerakan protes dengan kata-kata keras.

„Kalian bukan warga Turki sejati. Hati-hatilah. Siapa yang melawan Turki, akan gemetar ketakutan“, ancam Erdogan. Ia menyebut para demonstran sebagai „teroris“ dan memperingatkan, pemilik hotel yang menyembunyikan „teroris“ akan ditangkap.

Jurnalis dan penerbit Turki Cengiz Aktar mengeritik penampilan Erdogan. „Jika ia terus bersikap seperti itu, negara ini akan mengalami krisis yang lebih besar lagi. Dia menyiram lebih banyak minyak ke dalam api“, kata Aktar kepada Deutsche Welle.

Ahli hukum Yaman Akdeniz mengaku syok dengan perlakuan keras polisi. „Dalam situasi normal, seharusnya dilakukan pemeriksaan. Banyak sekali bukti kekerasan polisi yang terlihat di televisi dan Twitter“, tukasnya.