1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Italia Mengundurkan Diri

14 Februari 2014

Perdana Menteri Italia Enrico Letta akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri. Ia menghadapi kritik keras dari pesaing di partainya sendiri, Matteo Renzi, tokoh muda yang sedang populer.

https://p.dw.com/p/1B8PM
Foto: Reuters

Enrico Letta hanya memerintah Italia selama sepuluh bulan. Dalam beberapa minggu terkahir, ia mendapat tekanan keras dari pesaingnya di Partai Demokrat (PD) Matteo Renzi. Enrico Letta akhirnya menyerah dan menyatakan akan menyampaikan permohonan pengunduran diri hari Jumat (14/02) kepada Presiden Giorgio Napolitano.

Sebelumnya, Dewan Pimpinan PD melakukan debat internal tentang masa depan Letta. Dewan Pimpinan kemudian dengan mayoritas besar menyatakan dukungan kepada Matteo Renzi dengan 136 suara setuju dan 16 suara tidak setuju. Media Italia menyebut hal itu sebagai "kudeta internal".

Matteo Renzi yang berusia 39 tahun adalah walikota Florence dan akhir-akhir ini menjadi sangat populer setelah mengeritik pemerintah Italia yang dinilainya terlalu lambat melakukan reformasi.

Perdana Menteri Enrico Letta selama beberapa bulan pertama pemerintahannya sibuk menghadapi manuver-manuver politik dari Silvio Berlusconi. Hal itu akhirnya mengakibatkan partai Berlusconi pecah.

Kritik internal

Matteo Renzi terpilih sebagai Ketua PD bulan Desember lalu dan berulangkali mengeritik kebijakan Enrico Letta. Ia menegaskan ambisinya untuk naik ke kursi Perdana Menteri menggantikan Letta.

Matteo Renzi Wahlen Italien
Matteo Renzi, tokoh muda ItaliaFoto: picture-alliance/dpa

Setelah rapat internal PD hari Kamis (13/02), Renzi mengucapkan terima kasih kepada Letta dan mencanangkan langkah baru. "Kami tidak ingin membuka proses terhadap pemerintahan Letta, melainkan ingin membuka sebuah awal baru", katanya. Ia menambahklan, Italia tidak bisa terus menerus berada dalam ketidakpastian dan instabilitas.

Renzi menerangkan, Italia saat ini berada dalam fase menentukan. Harus segera dilakukan reformasi menyeluruh untuk keluar dari krisis. "Pemilihan umum baru tidak akan menyelesaikan masalah", tandasnya.

Pergantian pemerintahan

Matteo Renzi kemungkinan besar akan menggantikan Enrico Letta menjadi Perdana Menteri tanpa pemilihan umum baru, karena sampai sekarang parlemen belum memutuskan UU Pemilu yang baru.

Presiden Italia Giorgio Napolitano sebelumnya menuntut reformasi UU Pemilu, karena sistem partai di Italia sering menghasilkan kebuntuan politik. Setelah menerima pengunduran diri Enrico Letta, Presiden Napolitano harus memberi mandat kepada Renzi untuk membentuk pemerintahan baru. Masih belum jelas, partai apa saja yang akan mendukung koalisi baru di bawah Matteo Renzi.

Italia adalah negara Uni Eropa yang paling sering mengalami pergantian pemerintahan. Negara itu merupakan kekuatan ekonomi ketiga terbesar di Uni Eropa setelah Jerman dan Perancis, dan sejak beberapa tahun belakangan mengalami krisis keuangan dan tingkat pengangguran yang tinggi.

hp/ap (dpa, rtr, afp)