1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Inggris Cameron Ancam Pers

Regina Mennig30 Oktober 2013

Pemerintah Inggris menekan harian Guardian karena publikasi dokumen rahasia yang dibocorkan Edward Snowden. Pers dianggap mengganggu pekerjaan dinas rahasia.

https://p.dw.com/p/1A94u
Foto: Reuters/Suzanne Plunkett

Bagi pemerintah Inggris, tampaknya sudah jelas siapa pihak yang baik dan siapa yang jahat. Dinas rahasia bekerja keras untuk menghadapi bahaya terorisme. Jadi, siapa yang membocorkan cara kerja dinas rahasia adalah musuh pemerintah. Inilah sikap yang ditunjukkan Perdana Menteri Inggris David Cameron dalam pertemuan puncak Uni Eropa baru-baru ini.

Bagi Cameron, Edward Snowden adalah "musuh". Dan media yang sering menurunkan tulisan tentang kegiatan dinas rahasia adalah " lawan" pemerintah.

"Jika media tidak menunjukkan sikap bertanggung jawab, maka sulit bagi pemerintah untuk diam saja dan tidak melakukan apa-apa", kata Cameron dengan nada mengancam.

Cameron terutama menuduh harian ternama Inggris Guardian yang terus membocorkan informasi dinas rahasia dan tidak memusnahkan informasi yang mereka terima. Jurnalis Guardian Glenn Greenwald adalah salah satu orang pertama yang mendapat informasi dari Edward Snowden dan menulis tentang praktek penyadapan NSA. Greenwald kemudian menurunkan serangkaian tulisan tentang kegiatan dinas rahasia, termasuk penyadapan yang dilakukan dinas rahasia Inggris GCHQ.

Ancaman Bagi Kebebasan Pers

Jurnalis Jerman Hans Leyendecker menilai, ancaman terbuka dari seorang kepala pemerintahan kepada pers merupakan ancaman besar bagi kebebasan pers. Hal seperti itu tidak bisa dibayangkan terjadi di Jerman. Menurut Leyendecker, setelah media Jerman menurunkan tulisan-tulisan tentang dokumen Snowden, memang ada politisi yang merasa keberatan. Tapi para politisi hanya bisa mengancam secara tidak langsung dengan mengatakan, mereka tidak mau lagi memberi informasi kepada wartawan.

Leyendecker menerangkan, ancaman terhadap media sekarang lebih banyak datang dari perusahaan swasta, misalnya dalam pemberitaan tentang skandal ekonomi. "Untuk mencegah pemberitaan, perusahaan swasta sering mengancam akan mengerahkan barisan pengacara mereka dan mengajukan rangkaian gugatan ke pengadilan".

Pers Jerman Tolak Tekanan Politik

Politisi Jerman yang mencoba menekan pers malah akan menemui kesulitan. Hal itu terlihat jelas dalam kasus bekas Presiden Jerman Christian Wulff. Ketika menjabat sebagai Presiden, Wullf pernah menelpon pemimpin redaksi harian Bild untuk mencegah pemberitaan tentang kredit bank yang diterimanya. Ketika itu, Wulff mengancam tidak mau lagi bekerjasama dengan Bild, jika berita tetap diturunkan. Tapi harian Bild malah mempublikasikan pesan telpon dari Wulff. Karena skandal itu, Christian Wulff akhirnya mengundurkan diri.

Di Inggris, tekanan terhadap pers belakangan memang meningkat. Sejak beberapa minggu, Guardian jadi sorotan media-media yang berpihak pada pemerintah. Harian Daily Mail misalnya menyebut Guardian sebagai "media yang membantu musuh kita". Harian Sun malah menuntut agar "Guardian diperiksa karena membantu teroris".

Jurnalis Jerman Michael Rediske menerangkan, situasi di Inggris memang berbeda dengan Jerman. Inggris pernah mengalami serangan teror di London. Karena itu, banyak warga Inggris lebih mengutamakan keamanan. Di Jerman, masyarakat sangat skeptis pada kegiatan dinas rahasia, karena dinas rahasia pernah disalahgunakan dan jadi alat penindasan di masa Jerman Timur atau selama kekuasaan rejim Nazi.