1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perundingan Atom Belum Capai Kesepakatan

Jashar Erfanian11 November 2013

Perundingan tiga hari di Jenewa, Swiss, dengan Iran belum menghasilkan kesepakatan dalam sengketa nuklir. Tapi semua pihak menegaskan, kesepakatan sudah dekat.

https://p.dw.com/p/1AFAT
Foto: Reuters/Jason Reed

Pembicaraan berlangsung sampai hari Minggu (10/11/13). Akhirnya Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Catehrine Ashton dan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif tampil di depan wartawan dan menerangkan, perundingan tersebut membawa kemajuan besar, namun belum ada kesepakatan antara kelompok 5+1 dan Iran.

Tadinya banyak pihak berharap, kesepakatan akan segera tercapai. Terutama karena para menteri luar negeri tiba-tiba berdatangan ke Jenewa. Menteri Luar Negeri AS John Kerry sudah tiba hari Jumat (08/11/13), hari Sabtu (09/11/13) menyusul Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Wakil Menlu Cina Li Baodong tiba di tempat perundingan. Selain itu, Menlu Jerman Guido Westerwelle, Menlu Inggris Willam Hague dan Menlu Perancis Laurent Fabius juga ikut dalam pembicaraan.

Sekalipun tidak tercapai kesecepakatan, namun Menlu Iran Javad Zarif menyatakan puas dengan pembicaraan itu. Konsultasi selanjutnya akan dilajutkan 20 November mendatang. Kelompok 5+1 terdiri dari negara anggota tetap di Dewan Keamanan ditambah Jerman.

Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius mengatakan hari Senin (11/11/13) di Paris, dia optimis akan tercapai kesepakatan dengan Iran. Hanya ada beberapa hal yang perlu dibicarakan lagi.

"Kami tidak jauh dari kesepakatan dengan Iran, tapi kami belum berada di sana," kata Fabius dalam wawancara dengan sebuah stasiun radio Perancis. Kalangan diplomatik menyebutkan, kesepakatan itu belum tercapai karena sikap keras Perancis yang menuntut penghentian operasi reaktor nuklir di Arak. "Saya optimis kita akan mencapai kesepakatan yang bagus. Kami ingin perjanjian yang menjamin keamanan regional dan global," kata Fabius.

Protes dari Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netayahu menerangkan, kesepakatan ini hanya akan menguntungkan Iran, yang tetap menjalankan program nuklir secara rahasia. Pemerintah Israel menyatakan menolak segala kesepakatan dengan Iran, jika Iran tidak menghentikan seluruh program nuklirnya.

"Netanyahu dan kubu politik kanan di Israel memang tidak berminat pada penyelesaian damai dengan Iran," kata pengamat politik Siebo Janssen dari Universitas Köln kepada DW. "Kubu garis keras di Israel bisa menjadi kuat, karena mereka menggambarkan Iran sebagai musuh besar. Jika Iran sekarang berdamai dengan negara-negara Barat, ini bisa mengancam posisi politik Netanyahu".

Siebo Jannsen yakin, perundingan dengan Iran akan membuahkan kesepakatan. "Ini akan menjadi langkah pertama dalam normalisasi hubungan antara Iran dan Barat setelah depalan tahun kekuasaan Ahmadinejad," kata Jannsen.

Upaya pendekatan dari Iran mulai terlihat setelah Hassan Rouhani terpilih sebagai presiden baru. Jika Rouhani berhasil mengakhiri sanksi terhadap Iran, ini akan memperkuat gerakan reformis di Iran. "Pelonggaran sanksi terhadap Teheran, juga walau hanya sebagian saja, akan mendorong liberalisasi Iran," demikian Siebo Jannsen. Ini akan menjadi sinyal kepada rakyat Iran, bahwa politik konfrontasi yang dijalankan sebelumnya salah, dan strategi pendekatan melalui perundingan adalah jalan yang benar.