1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Persaingan Berakhir di Monza

9 September 2013

Sebastian Vettel melenggang menuju gelar ke-empat usai menjuarai GP Italia. Peluang Alonso dan Hamilton untuk mencuri gelar juara semakin tipis. Diam-diam Ferrari dan Mercedes sudah menatap musim 2014.

https://p.dw.com/p/19e1U
Foto: AFP/Getty Images

Kemenangan Sebastian Vettel di hadapan ribuan pendukung Ferrari yang membanjiri Autodromo Nazionale boleh jadi pukulan telak terakhir bagi para pesaingnya di bursa juara dunia. Usai melahap 5793 meter di Monza, pembalap Red Bull Racing tersebut kini kokoh di puncak klasemen sementara dengan 222 angka. Tak heran jika Vettel menganggapnya sebagai "kemenangan terindah musim ini."

Sejauh ini cuma pembalap Ferrari, Fernando Alonso saja yang dianggap masih berpeluang menggeser Vettel. Usai merebut posisi kedua di Monza, Alonso kini 'cuma' terpaut 51 angka dari juara dunia tiga kali tersebut. Sementara Lewis Hamilton yang mengalami "pekan terburuk" musim ini harus puas dengan posisi sembilan. Ia bertengger di posisi ketiga klasemen dengan perbedaan 81 angka. "Yang jelas, perburuan gelar juara sudah tuntas," kata pembalap Inggris tersebut.

Sedianya Ferrari dan Mercedes memiliki peluang emas untuk menghentikan sepak terjang Red Bull Racing. Kedua sirkuit, Spa Franchorcamps dan Monza di Italia yang menonjol lantaran jalur-jalur cepatnya adalah tumit Akhilles buat pabrikan asal Austria tersebut.

Red Bull bahkan bertaruh dengan mengubah susunan transmisi di Italia untuk menyesuaikan sasis RB9 dengan tikungan-tikungan panjang di Monza. Pertaruhan tersebut membuahkan hasil, kendati menimbulkan banyak masalah di beberapa putaran terakhir.

Peluang terbuang

Mercedes dan Ferrari gagal memanfaatkan karakter cepat Spa dan Monza untuk memaksimalkan perolehan angka. Di Belgia Alonso yang finish di urutan kedua tertinggal 16 detik di belakang Red Bull. Performa kedua tim kemudian meningkat dramatis di Italia, walaupun masih tidak cukup untuk menaklukkan Sebastian Vettel.

Grand Prix lanjutan di Marina Bay, Singapura tidak menjanjikan banyak hal untuk Alonso dan Hamilton. Sirkuit kota itu dikenal dengan tikungan-tikungan tajam. Karakter "Stop and Go" ini akan membebani kinerja rem. Terlebih performa mesin yang menjadi keunggulan Mercedes dan Ferrari tidak semata-mata menentukan.

Cuma mobil yang memproduksi banyak Downforce saja yang akan dapat melaju maksimal di Singapura. Sasis RB9 milik Red Bull memiliki karakter yang sesuai untuk melahap tikungan-tikungan di Marina Bay.

Manajer Ferrari, Stefano Domenicali, sendiri mengklaim timnya akan terus berjuang hingga balapan terakhir. "Kami akan memanfaatkan peluang yang ada. Kami selalu waspada," ujarnya. Namun di balik layar, tim kuda jingkrak itu sudah menyiapkan diri untuk menghadapi persaingan musim depan.

Menatap musim 2014

Sebastian Vettel Deutschland Formel Eins Monza Italien
GP Italia di sirkuit Autodromo Nazionale, Monza, ItaliaFoto: picture-alliance/dpa

Bukan rahasia umum lagi jika Luca di Montezemolo tengah sibuk meminang Kimi Räikkönen untuk menggantikan Felipe Massa. Bersama pembalap Finnlandia itu lah Ferrari terakhir kali merasakan gelar juara dunia. Räikkönen diharapkan akan mampu menekan Alonso yang belakangan lebih sering muncul di halaman utama lantaran keluhan-keluhannya terhadap kinerja tim sendiri.

Domenicali juga mengakui timnya sudah memasang ancang-ancang buat musim depan, "kami sudah menggeser sumber daya (untuk 2014) sebelum jeda musim panas kemarin," katanya.

Sesuai dengan aturan baru Federasi Otomotif Dunia, FIA, musim 2014 Formula 1 akan kembali memasuki era mesin turbo. Terakhir mesin semacam itu digunakan pada dekade 80-an. Sejauh ini Mercedes menjadi tim terdepan yang sudah mengembangkan mesin sendiri. Namun Ferrari, McLaren dan Renault mulai menyusul.

Jika dilihat dari perubahan drastis pada karakter mesin, musim ini mungkin akan menjadi dominasi terakhir Red Bull di kancah Formual 1. Atau bisa jadi Adrian Newey dkk. akan mampu meracik paket yang lebih ampuh ketimbang para pesaing yang lain.

Tapi yang pasti, kecuali nasib naas menghampiri, musim ini Sebastian Vettel masih akan melenggang menuju gelar juara dunia ke-empat miliknya.

rzn/hp (sid/dpa/afp)