1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pers Jerman Sambut Kabinet Baru

Hendra Pasuhuk30 Oktober 2014

Pers Jerman menyambut Kabinet Kerja bentukan Presiden Jokowi sebagai lembaran baru penuh harapan. Terutama karena banyak tenaga professional dan teknokrat yang diangkat jadi menteri.

https://p.dw.com/p/1DdHY
Foto: Reuters/Paulo Whitaker

Harian Frankfurter Allgemeine Zeitung yang terbit di Frankfurt menulis:

Joko Widodo adalah seorang yang berpikiran pragmatis. Ia ramah sekaligus berkharisma. Dan ia satu-satunya politisi garda depan di Indonesia dengan visi demokrasi yang jelas. Dengan kabinet yang baru, ia harus mengembalikan kepercayaan investor. Sejak awal September, investor asing menarik sekitar satu miliar Dollar keluar dari Indonesia. (Widodo) harus memerangi korupsi. Ia sekaligus harus memotong subsidi dan meningkatkan pemasukan dari pajak. Negara Muslim terbesar dunia ini perlu reformasi struktural, jika ingin bangkit.

Harian Süddeutsche Zeitung menyoroti para perempuan dalam kabinet Jokowi, dan peran istrinya Iriana Widodo:

Ia mengaku tak pernah menyangka bahwa suaminya sekali waktu akan naik sejauh itu. Ketika berkenalan, suaminya adalah pengusaha mebel. Sekarang, menjadi presiden. Iriana Widodo kini harus menyesuaikan diri dengan peran yang baru. Ia menjadi First Lady di negara Muslim terbesar dunia.

Selain Iriana Widodo, ada delapan perempuan lain yang akan berkiprah di kabinet baru. Untuk pertama kalinya, Indonesia akan memiliki menteri luar negeri perempuan: Retno Marsudi, 52 tahun. Ia adalah diplomat karir yang terutama mengurus kawasan Amerika dan Eropa. Jabatan terakhirnya adalah Duta Besar di Belanda.

Presiden Widodo ingin agar kabinetnya diisi tenaga-tenaga profesional. Tapi sejak awal banyak pihak yang sudah memperingatkan, rencana itu tidak realistis. Sekarang terbukti, dia harus menyertakan Puan Maharani, anak mantan presiden Megawati Sukarnoputri, dalam timnya.

Harian Swiss Neue Zürcher Zeitung menulis:

Seminggu setelah dilantik sebagai presiden, Joko Widodo memperkenalkan kabinetnya, yang dipenuhi wajah-wajah baru. Sekitar setengah dari anggota kabinet berasal dari kalangan profesional dan teknokrat dari berbagai universitas. Ada delapan perempuan yang masuk kabinet, antara lain Retno Marsudi, Duta Besar Indonesia di Belanda. Tugasnya antara lain memperkuat hubungan dengan India dan Cina. Jakarta berharap bisa mendapat impuls ekonomi baru dari kedua raksasa ekonomi yang sedang bangkit itu.

Yang menarik adalah kuatnya pengaruh mantan presiden Megawati Sukarnoputri. Anak pendiri republik, Sukarno, dan Ketua Umum PDI-P itu, berhasil menyusupkan beberapa pendukungnya ke dalam kabinet. Juga anak perempuannya sendiri, Puan Maharani.

Pengumuman kabinet sempat tertunda, karena Widodo meminta KPK memeriksa nama-nama kandidat menteri. Ini adalah sebuah terobosan baru dalam sejarah Indonesia. Melihat berbagai tantangan ekonomi dan sosial, prioritas Widodo terutama akan diarahkan ke politik dalam negeri dan investasi. Ia juga ingin mengembangkan infrastruktur kelautan yang selama ini terbengkalai.

Dari Perancis harian Le Monde juga menyoroti tantangan yang akan dihadapi pemerintahan baru:

Ujian pertama yang akan dihadapi pemerintahan baru adalah pemotongan subsidi BBM. Semua presiden sebelum (Jokowi) tidak berhasil menjalankan reformasi dalam sektor itu, karena langkah ini memang tidak populer. Subsidi BBM setiap tahun menelan sekitar 20 miliar US$ anggaran negara, jauh lebih besar daripada dana yang dicurahkan untuk pelayanan sosial dan kesehatan. Menurut berbagai studi, yang menikmati keuntungan terutama adalah kelompok kaya, bukan kelompok miskin.

Joko Widodo, yang tidak punya pengalaman dalam politik luar negeri, dalam pidato pelantikannya menggambarkan visi politiknya. Ia ingin membuat Indonesia menjadi pusat kegiatan ekonomi antara India dan Asia-Pasifik. Ia mengatakan, (Indonesia) "..telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya mengembalikan semuanya." Gitaris Joko Widodo menyadari, bahwa di masa depan (Indonesia) perlu sedikit "Rock'n'Roll".