1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perpisahan Panjang Scorpions

25 Agustus 2011

40 tahun karir musik Scorpions berakhir. Dari 2010 sampai 2012, Scorpions mengadakan tur perpisahan. Deutsche Welle merekam perjalanan mereka dalam sebuah film dokumenter.

https://p.dw.com/p/12NjK
03.03.2011 DW-TV popXport Scorpions 3
Scorpions

Ingatkah anda pada peristiwa bersejarah yang terjadi di akhir tahun 1980-an, yang mengubah Eropa dan dunia? Ketika itu perang dingin mendekati akhirnya, dan segera setelah rubuhnya tembok Berlin, Wind of Change sering berkumandang, karena dianggap sebagai lagu rock yang sepenuhnya mengungkapkan perasaan di jaman itu.

Dalam lirik lagu ini, penyanyi menceritakan bagaimana ia berjalan di sepanjang sungai Moskva dan mendengar angin yang menceritakan perubahan yang akan datang, yang menghapuskan perseteruan yang sudah berlangsung lama. Lirik lagu itu mendukung saling pengertian antara barat dan timur, dan dengan demikian benar-benar menyuarakan isi hati sebagian besar warga Eropa yang sudah lelah menghadapi Perang Dingin.

Sudah Melaga Puluhan Tahun

03.03.2011 DW-TV popXport Scorpions

Setelah melaga di dunia musik rock internasional selama puluhan tahun, band asal Jerman itu memutuskan untuk bubar tahun 2012 mendatang. Untuk itu mereka mengadakan serangkaian tur panjang, yang sudah dimulai Maret tahun lalu. Pertama-tama mereka mengadakan konser di Praha dan beberapa kota Eropa Timur. Bulan Agustus ini, mereka berpartisipasi dalam festival musik heavy metal, Wacken Open Air, yang kerap dipandang sebagai festifal heavy metal terbesar di dunia.

Sejarah band itu dimulai tahun 1965, ketika Rudolf Schenker, pemain gitar dalam kelompok itu, baru berusia 17 tahun. Waktu itu ia berdiri di depan etalase sebuah toko penjual piringan hitam di Hannover, dan mendapat sebuah visi. Ia merasa melihat namanya tercantum dalam sebuah poster yang mengumumkan konser musik rock. Oleh sebab itu ia memutuskan diri jadi pemusik rock.

Ia dan pemain drum Wolfgang Dziony kemudian mendirikan band pertama, yang bernama Nameless. Schenker menulis sebagian besar lagu yang dinyanyikan Scorpions. Vokalis Klaus Meine dengan suaranya yang khas yang memberikan warna tersendiri bagi Scorpions baru bergabung tahun 1969. 

Tahun 1971 Scorpions merekam album pertamanya, yang berjudul Taken by Force, tetapi Jerman ketika itu tampaknya bukan tempat yang tepat bagi melodi-melodi keras musik rock. Jadi mereka memutuskan untuk keluar dari Jerman. Di klub bersejarah, Marquee Club di London, mereka merebut hati fans dari AS dan Jepang. Itu sama sekali tidak terdengar di Jerman, tetapi itulah awal kesuksesan mereka di panggung musik rock internasional.

Jaya di Luar Negeri

Scorpions-Film: Dreharbeiten im Gorki-Park in Moskau, 14.07.2011
Scorpions saat pembuatan film di Gorki Park, Moskow (14/07/2011)Foto: Jost Bösenberg

Di AS mereka jaya. Resep kesuksesannya: musik rock, karisma dan sikap yang benar di depan publik. Klaus Meine, Rudolf Schenker dan Matthias Jabs, bagi banyak penggemar musik rock AS, menjadi lambang gaya hidup hardrock Eropa. Di tanah air mereka dikritik. Bahasa Inggrisnya buruk, penampilan memalukan, lirik lagunyanya juga tidak bagus. Sampai Scorpions mendarat di Jerman sebagai bintang dunia dengan kapal jumbo jet milik sendiri, di tahun 80-an. Hingga sekarang, kelompok asal Hannover itu sudah menjual 100 juta album di seluruh dunia, dan mengadakan 5.000 kali konser di lebih dari 80 negara.

Scorpions adalah sejarah beberapa sahabat, yang selalu memilih jalan mereka sendiri. Di samping kerajinan dan ambisi, mereka juga beruntung karena melakukan sesuatu yang benar pada saat yang tepat. Amerika dan Asia menyanjung mereka. Karena itu tahun 1988, sebagai band rock pertama, Scorpions pergi ke negara yang ragu didatangi oleh musisi-musisi lain. "Orang tua kami datang ke sana dengan panser, kami datang dengan gitar," demikian komentar vokalis Klaus Meine waktu itu.

Soundcheck in der Essener Grugahalle im letzten Oktober. Eingestellt März 2010
Di kota Essen, Oktober 2010Foto: Thomas Steinberg

Di Leningrad Scorpions mengadakan konser di stadion Lenin, di depan lebih dari 300.000 fans, dan itu pada saat di mana menggelar musik rock belum menjadi mode di Eropa Timur. Bagi Schorpions itu adalah pengalaman tak terlupakan. Di satu sisi dinas rahasia Uni Sovyet, KGB, mengawasi setiap langkah mereka, dan di lain pihak sejumlah besar fans yang hafal lirik lagu-lagu mereka, sehingga bisa ikut bernyanyi. Sesuatu ketika itupun sudah dapat dirasakan. Sebuah perubahan. Itulah latar belakang Wind of Change, yang dirilis November 1990, dan banyak dinilai sebagai tipe balada khas Scorpions.

Meskipun demikian, Jerman, negara asal mereka tidak menghargai bintang-bintang dunia itu. Awal abad ke-21 stasion-stadion tempat Scorpions mengadakan konser di seluruh dunia semakin penuh. Sementara di Jerman, penggemar mereka tetap sedikit.

Di Wacken Kembali ke Akar

Die Scorpions sind eine deutsche Hard-Rock-/Heavy-Metal-Band aus Hannover. Die erfolgreichste Besetzung der Scorpions waren Francis Buchholz (Bass), Klaus Meine (Gesang), Matthias Jabs (Gitarre), Rudolf Schenker (Gitarre) und Herman Rarebell (Schlagzeug). In dieser Besetzung veröffentlichen sie Hits wie „Rock You Like a Hurricane“, „Still Loving You“, „No One Like You“ und „Wind of Change“, die international bis heute zu den Rockklassikern gezählt werden.
Foto: Thomas Steinberg

Tahun 2006 ada perubahan lagi. Di Wacken, Jerman di mana festival musik rock terbesar di dunia diadakan, para anggota Scorpions, yang sudah mencapai usia pertengahan 50 ternyata belum menjadi besi tua. Para fans mereka menyanjung lagu-lagu dari jaman Wind Of Change, dan Scorpions menyadarinya. Dengan album mereka Humanity-Hour 1 dan Sting in the Tail yang dirilis tahun 2007 dan 2010, Scorpions kembali meraih kesuksesan. Kemudian gedung-gedung konser dipenuhi orang, dan kritikus memberikan penilaian bagus.

Rudolf Schenker dan Klaus Meine waktu itu sudah memikirkan, itu adalah waktu yang tepat untuk berhenti berkarya. Dengan begitu mereka mengikuti peraturan lama dalam bisnis pertunjukan, yaitu: berhenti ketika sedang jaya. Mereka kemudian mengumumkan akan menghentikan karir.

90 Menit Scorpions Tanpa Sensor

Frontman Klaus Meine (left) and guitarist Matthias Jabs of legendary German rock band Scorpions perform during a concert at O2 Arena in Prague, Czech Republic, March 15, 2009. (CTK Photo/Stan Peska)
Scorpions. Klaus Meine (kiri) dan Mattias Jabs saat konser di Praha, "Sting in the Tail" (15/03/2009)Foto: picture-alliance/dpa

Sejak itu, mereka melaksanakan tur, dan dalam setiap pertunjukan, ruang konser, stadion selalu penuh. Sejak beberapa waktu lalu, sutradara perempuan Katja von Garnier selalu ikut perjalanan mereka. Dengan penugasan dari Deutsche Welle, ia mengikuti para calon pensiunan musisi dengan kameranya. Di panggung, di bus dan di pesawat terbang. Tujuannya, untuk mendokumentasikan penutupan karir band rock Jerman paling sukses tersebut. Film itu akan berdurasi 90 menit.

Judul filmnya: Big City Nights-Der Scorpions-Film. Awal 2013, film itu akan diputar untuk pertama kalinya di bioskop-bioskop, dan setelah itu dapat dinikmati antara lain di Deutsche Welle TV.


Uli Anders / Marjory Linardy

Editor: Luky Setyarini