1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

"Permainan" Pesawat Tak Berawak

Michael Knigge28 Maret 2013

Pesawat tak berawak, di Pakistan identik dengan mesin terbang pembunuh. Tapi sebenarnya, ada banyak jenis pesawat tak berawak yang bisa mengubah gaya hidup manusia.

https://p.dw.com/p/185RC
Foto: picture alliance/dpa

Drone atau pesawat tanpa awak punya berbagai ukuran, bentuk dan dilengkapi dengan tampilan teknis yang bermacam-macam. Pesawat tak berawak terkecil hanya seukuran uang koin. Yakni, Delfy Micro buatan Belanda. Dan yang terbesar adalah Heron, seukuran pesawat Boeing 737, buatan Israel.

"Teorinya, semua pesawat bisa menjadi pesawat tak berawak," jelas Missy Cummings, penasehat angkatan laut AS dan direktur sebuah laboratorium di Massachusetts Institute Technology (MIT).

Teknologi Canggih Drone

Predator dan Reaper milik militer AS secara teknologi masih yang paling maju di antara pesawat tak berawak lainnya. Bukti bahwa pesawat tak berawak tidak selalu mematikan adalah helikopter robotik bernama K-Max.

USA Drohne der US-Luftwaffe Global Hawk
Global Hawk digunakan untuk pengawasanFoto: picture-alliance/dpa

K-Max ibaratnya adalah kapal terbang yang berfungsi sebagai kuda pengangkut. Sejak 2011, dua K-Max digunakan di Afghanistan untuk transportasi lebih dari 1,5 juta kilogram kargo. Semua operasinya tanpa pilot.

Menurut Cummings, teknologi ini masih akan terus berkembang. "Dalam dunia penelitian, kita telah memiliki pesawat tak berawak yang mampu menentukan sendiri lokasi pendaratan dan bisa mendarat secara manndiri tanpa bantuan petugas di darat." Teknologinya sudah ada, hanya belum dioperasikan, tambah Cummings.

Pesawat Multifungsi

Fungsi paling dasar pesawat tanpa awak adalah remote sensing alias pencitraan jarak jauh. Pesawat mengumpulkan informasi beragam obyek tanpa melakukan kontak fisik.

Tidak seperti pesawat atau helikopter yang dikendalikan pilot, pesawat tak berawak "drone" bisa beroperasi di udara untuk jangka waktu lama, mengitari obyek tertentu atau menemukan target sambil mengumpulkan data real time atau untuk arsip secara bersamaan.

Intinya, pesawat tak berawak melakukan pekerjaan yang membosankan, berbahasa atau kotor dengan biaya yang lebih murah dibandingkan jika harus menyewa pilot dan pesawat. Karena itu pesawat tak berawak menarik minat pemerintahan, dunia komersil dan penelitian. 

Draganflyer X6 Drohne
Draganflyer X6 digunakan dinas keamanan ASFoto: Reuters

Pihak kepolisian bisa menggunakannya untuk memonitor situasi lalu lintas dan lokasi rawan kejahatan. Pengembang sektor properti dapat memanfaatkannya untuk mensurvey lokasi proyek pembangunan atau perumahan. Aktivis lingkungan bisa menggunakannya untuk memonitor pembuangan sampah ilegal atau meneliti angin topan. 

Harga pesawat tanpa awak juga tidak harus mahal. Misalnya jenis Parrot AR.Drone 2.0 Quadricopter yang dikendalikan lewat iPhone atau iPod, oleh Amazon hanya dibanderol seharga 299 Dollar AS atau sekitar 3 juta rupiah. Pesawat tak berawak yang lebih canggih dijual toko virtual dengan harga $500 hingga $600.