1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perkembangan Bayi: 2D Baik, 3D Buruk?

Jessie Wingard8 Mei 2014

Proyek riset Inggris-AS menemukan bukti bahwa bayi berusia 9 bulan dapat belajar tentang objek nyata dari foto-foto yang realistis. Justru menurut temuan ini, buku pop-up buruk bagi perkembangan bayi.

https://p.dw.com/p/1Buqp
Foto: Fotolia/Dmitry Sunagatov

Periset di Royal Holloway Universitas London dan Universitas Karolina Selatan mengatakan bahwa bayi sudah dapat menghubungkan gambar datar, seperti foto, dan objek nyata sejak usia 9 bulan.

Sebelumnya dipahami bahwa bayi baru dapat berkembang sejauh ini beberapa bulan setelah mencapai usia 9 bulan.

"Bayi kemungkinan besar jauh lebih pintar dari yang selama ini diduga para orangtua," ucap Jeanne Shinskey dari Departemen Psikologi Royal Holloway.

"Riset ini menunjukkan bahwa sejak usia dini bayi sudah dapat belajar secara tidak langsung mengenai hal-hal nyata dari foto dua dimensi yang terlihat realistis," jelasnya.

Antara dua pilihan

Selama studi Royal Holloway, 30 bayi berusia antara delapan dan sembilan bulan ditunjukkan foto-foto objek berukuran nyata, yang menurut para ilmuwan sudah dapat dikenali oleh bayi.

Mereka ditunjukkan foto-foto selama satu menit.

Foto kemudian diambil dan bayi "diberi pilihan antara dua objek - sebuah mainan yang fotonya sudah ditunjukkan sebelumnya dan sebuah mainan dengan bentuk dan warna berbeda dari foto."

Dan para peneliti memonitor mainan mana yang dipilih terlebih dahulu oleh bayi.

Hasilnya mengejutkan Shinskey serta timnya.

Mengalihkan perhatian

"Mereka lebih sering memilih mainan yang baru, mainan berwarna hijau dengan bentuk berbeda," kata Shinskey.

"Ini berarti mereka ingat dengan mainan oranye yang mereka lihat dalam bentuk foto dan mereka sudah bosan dengan mainan itu, dan lebih memilih untuk mengeksplorasi mainan hijau."

Shinskey mengatakan ini berarti bayi dapat menyimpan gambar dua dimensi dalam pikiran mereka bahkan setelah objek itu diambil.

Jauh sebelum kata pertama dan ulang tahun pertama mereka, bayi sudah mulai belajar mengenai dunia nyata dari buku-buku bergambar, ujar Shinskey.

Meski mengakui masih sedikit riset yang mencermati pembelajaran bayi di bawah usia 12 bulan, riset lain memperlihatkan bahwa "buku bayi yang mempunyai fitur manipulatif, seperti buku pop-up yang bergambar timbul dan pull tab yang interaktif, hanya akan menghambat pembelajaran bayi."

Ini menganjurkan bahwa gambar datar dua dimensi lebih baik untuk belajar pada usia dini.

Buku yang memiliki elemen tiga dimensi, kata Shinskey, dapat mengganggu pembelajaran bayi.