1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pergantian kepemimpinan Partai Sosialis Demokrat SPD.

22 Maret 2004

Franz Müntefering, yang berusia 64 tahun terpilih menjadi ketua baru SPD dengan hasil gemilang. Dalam sidang istimewa partai itu hari Minggu lalu di Berlin, ia menggantikan Kanselir Gerhard Schröder setelah lima tahun menjadi ketua partai. Berikur laporan Jens Thurau:

https://p.dw.com/p/CJiT
Kanselir Gerhard Schröder dan ketua baru SPD Franz Müntefering
Kanselir Gerhard Schröder dan ketua baru SPD Franz MünteferingFoto: AP

Tepat pukul 15.36 waktu setempat, masa jabatan Gerhard Schröder sebagai ketua Partai Sosialis Demokrat SPD berakhir. Sidang istimewa partai itu di Berlin memilih Frans Müntefering, ketua fraksi SPD dalam parlemen, untuk menjadi ketua baru dengan 448 dari 471 suara yang sah. Artinya lebih dari 95 persen. Dengan terharu ia berterima kasih atas pemilihan itu dan atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Ia berjanji akan memenuhi harapan yang ada dengan sebaik-baiknya.
Sebelumnya Müntefering memperingatkan ke 525 utusan agar bersatu dalam masa yang sulit ini. Dalam sejarahnya selama 141 tahun SPD selalu memikul tanggung jawab pada masa peralihan, dan itu hanya dapat dilakukan dengan kekompakan. Walau pun demikian bukan berarti tidak boleh ada diskusi. Ia menilai silang pendapat adalah hal yang baik. Bila ada ketidak-jelasan, maka itu harus didiskusikan. Di lain pihak kompromi dan kemampuan untuk mengambil keputusan juga merupakan hal yang baik. Bila sudah diambil keputusan, maka tindakan yang dijalankan harus dilakukan dengan penuh keyakinan dan kekompakan. Itulah politik, demikian ditandaskannya.
Dalam pidato terakhirnya sebagai ketua partai, Gerhard Schröder sebelumnya mengimbau agar kebijakan reformasi yang sudah dijalankan tidak ditinggalkan. Müntefering dan Schröder sepakat untuk secara konsekuen melanjutkan Agenda 2010. Schröder menyinggung semua tema penting selama masa jabatannya sebagai kanselir. Mulai dari pembaruan, partisipasi dalam perang di Balkan sampai penolakan terhadap perang Irak. Keputusan itu dikatakannya telah memperkuat suara Jerman di dunia dan bukan memperlemahnya. Kini Schröder hendak memusatkan perhatian pada jabatannya sebagai kanselir. Sebagai penutup pidatonya Schröder mengemukakan tidak mudah baginya untuk mundur dari posisi sebagai ketua partai. Menjadi pengganti dari August Bebel dan Willy Brandt merupakan kehormatan tersendiri baginya, dan ia merasa bangga dapat memimpin partai demokrat besar yang tertua di Jerman.
Belakangan ini anggota-anggota SPD yang kritis dari kubu serikat pekerja mengancam akan membentuk partai baru yang lebih kiri dari SPD. Schröder membiarkan orang lain untuk mengecam hal itu, seperti misalnya Menteri Bantuan Perkembangan Heidemarie Wieczorek-Zeul. Dikatakannya, usaha untuk memisahkan diri itu hanyalah akan menguntungkan partai kristen CDU/CSU dan partai liberal FDP. Mantan ketua SPD Hans-Jochen Vogel dengan berapi-api mengemukakan, tidak pada tempatnya meninggalkan partai hanya karena partai ini sedang menghadapi masalah yang sulit seperti sekarang. Tetapi justru kritik tajam dari basis partai telah mengakibatkan Schröder mundur. Dan kesimpulan yang diambil Schröder sendiri adalah, bahwa ada orang yang lebih baik untuk menjadi ketua partai, yaitu Franz Müntefering. Ia juga yakin bahwa pembagian kerja ini akan membawa kekompakan dan memperkuat partai SPD.
Sebagai pengganti Olaf Scholz yang tidak berbintang terang, diangkat anggota parlemen dari Berlin, Klaus-Uwe Benetter sebagai sekretaris jendral yang baru. Scholz dikatakan tidak menyampaikan dengan baik reformasi sosial yang kontroversial itu kepada basis partai dan kepada masyarakat. Berdasarkan jajak pendapat, dalam waktu belakangan posisi SPD merosot sampai di bawah 30 persen.