1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perburuan Liar Gajah di Afrika Meningkat

Philipp Barth 27 November 2012

Sekitar 25.000 gajah Afrika dibunuh pemburu liar yang merambah taman-taman nasional Afrika pada tahun lalu. Pemicunya, harga gading gajah yang meroket di Asia.

https://p.dw.com/p/16qAw
Foto: AP

Biasanya mereka datang di malam hari. Menyusup tak terdengar, berkacamata infra merah untuk melihat dalam gelap. Setelah pasti mereka menembakkan panah beracun untuk membunuh gajah-gajah di Kenya. Seringnya, seluruh keluarga gajah dijagal untuk mengambil gadingnya. Beberapa tahun lalu, hal semacam ini jarang terjadi. Tapi kini, kelompok-kelompok pemburu liar sudah merambah masuk Taman-Taman Nasional.

Elfenbeinhandel in Afrika
Ranger di Kenya memeriksa bangkai puluhan gajah yang dibantai pemburu ilegal untuk diambil gadingnya.Foto: picture-alliance/dpa

„Lima tahun lalu, setiap tahunnya kira-kira 50 gajah mati akibat perburuan liar“, ungkap Patrick Omondi aktifis LSM lokal, Kenya Wildlife Service. Kini lebih 300 gajah yang dibunuh secara ilegal per tahunnya. „Padahal kami melakukan pengawasan ketat, memantau dari pesawat dan mengikuti gerakan kelompok-kelompok gajah“, kata Omondi. Tak jarang pengawasan itu menjadi pertempuran hidup dan mati, ketika pemburu ilegal mulai menembaki para rangers, penjaga taman.

Korban manusia juga terus meningkat. Tahun ini, sekitar 30 pemburu liar tewas, di pihak Ranger enam orang tewas . Biasanya bantuan untuk gajah terlambat datang, keluh Omondi. „Kami tak bisa menangkan perang ini.“

25 000 Gajah Dibunuh Tahun Lalu

Perburuan liar merupakan masalah besar di seluruh benua Afrika. Diperkirakan, 25 ribu gajah mati dijagal pemburu liar pada tahun lalu. Padahal perdagangan gading sudah dilarang sejak 1989. Ketika harga gading jatuh, pemburuan liarpun sempat berkurang. Namun harga gading kembali melejit, terutama di Asia.

Elefant Elefanten Herde Elefantenherde Afrika Tansania
Kelompok gajah yang terus diburu karena harga gadingnya makin mahal di Asia.Foto: Fotolia/dmussman

Dalam lima tahun terakhir di pasar gelap sekitar Taman Nasional Samburu  harga gading gajah melonjak dua kali lipat. Ini dibuktikan oleh tim peneliti internasional. Direktur organisasi Environmental Investigation Agency, Allan Thornton menyebut kenaikan harga itu disebabkan oleh permintaan besar dari Cina.  “Bagi para orang kaya baru di Cina, perhiasan dari gading merupakan simbol status“, tambahnya,.

Pengawasan  Penyelundupan

Cina yang penduduknya mencapai 1,3 milyar orang, merupakan pasaran utama bagi produk dari gading gajah. „Tampaknya pemerintah negara itu tak bisa mengatasi penyelundupan“, kata Thornton yang organisasinya melakukan investigasi secara diam-diam di Cina. „Ada badan usaha pemerintah yang turut mengambil untung“, ungkapnya kepada DW. Ia menduga hampir 90% gading gajah di Cina adalah hasil perburuan ilegal.

Elfenbeinhandel in Afrika
Ranger di Kenya membakar 4,6 ton gading gajah sitaan.Foto: picture-alliance/dpa

Menurut Allan Thornton, ada peristiwa penting yang mengembalikan minat Cina terhadap gading gajah. Tahun 2008, sebuah kesepakatan perlindungan satwa antara Washington dengan Botswana, Namibia, Afrika Selatan dan Zimbabwe mengijinkan satu kali penjualan 108 ton gading gajah yang disimpan di gudang pemerintah.

Gading-gading yang terkumpul itu berasal dari gajah yang dibunuh sebelum berlakunya larangan tahun 1989, atau dari gajah yang mati secara alami. Sebagian besar gading itu dibeli pedagang Cina. Dengan itu bangkit kembali pasaran untuk gading gajah.”

Mafia Beraksi Global

Kini pasokan dari Afrika diorganisir oleh jaringan kriminal Asia. Mereka datang berkedok pekerja atau pengusaha Cina, yang jumlahnya memang tidak sedikit di benua itu. Transportasi di dalam Afrika berlangsung tanpa masalah, kata Tom Milliken. Ia bekerja untuk Organisation Elephant Trade Information System (ETIS), yang berusaha menyidik arus perdagangan gading ilegal.

Elfenbeinhandel in Afrika
Pelindung satwa IFAW memeriksa gajah yang dibantai pemburu liar di Kamerun.Foto: picture-alliance/dpa

Menurut Milliken, sebagian pasukan keamanan dan kaum elit lokal seringkali mengeruk keuntungan dari bisnis ilegal ini, sementara yang lainnya tak mampu mengatasi masalah ini. Ia melaporkan adanya kalangan perantara untuk mafia gading gajah, yang aktif mengajak rakyat untuk melanggengkan perburuan ilegal.

Bagi kebanyakan petani miskin, tawaran mafia itu sangat menggoda. Sebatang gading dari seekor gajah bisa menghasilkan lebih dari hasil bertani selama sepuluh tahun. Demikian hasil penelitian tentang Taman Nasional Samburu. „Begitulah mereka menghasut masyarakat lokal untuk masuk ke Taman Nasional yang dilindungi dan membunuhi gajah“, jelas Milliken kepada DW.

Dukung Konflik Bersenjata

Kelompok pemberontak seperti Al Shabaab di Somalia atau pasukan Kongo, Lords Resistance Army menggunakan bisnis ilegal gading gajah untuk kelangsungan perlawanannya. Mereka membeli senjata dengan hasil bisnis ilegal itu, dan memicu konflik baru.

Kelompok milis berkuda, Janjawid di Sudan diduga bertanggung jawab atas kematian 400 gajah di Kamerun Utara.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengingatkan, bahwa jaringan kriminal penjual gading sudah beraksi global. Karenanya, Clinton membentuk koalisi internasional yang menentang perdagangan ilegal satwa dilindungi, dan akan mengimbau jajaran politik tertinggi di Asia untuk juga melindungi gajah Afrika.