1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tidak ada Indikasi Terorisme dalam Air Asia

20 Januari 2015

Komisi Nasional Keamanan Transportasi menyatakan tidak menemukan adanya indikasi tindak terorisme dalam kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501. Namun begitu KNKT meminta publik menunggu hasil pemeriksaan kotak hitam.

https://p.dw.com/p/1EN6l
Air Asia Bergung Trümmerteile Black Box QZ8501
Foto: Reuters/Darren Whiteside

Tidak ada indikasi adanya tindak terorisme dalam insiden kecelakaan pesawat Air Asia bernomer penerbangan QZ8501, akhir Desember silam. Temuan tersebut dingkapkan oleh Komite Nasional untuk Keamanan Transportasi (KNKT).

Sebelumnya komisi pimpinan Tatang Kurniadi itu menganalisa hasil rekaman suara dari dalam kokpit pesawat, dan tidak menemukan sesuatu yang ganjil, kata Nurcahyo Utomo, salah seorang penyidik. "Kami tidak menemukan adanya indikasi tindak terorisme," ujarnya. "Tidak ada suara milik orang lain, selain milik pilot."

Sebaliknya tim penyidik KNKT kini akan fokus pada kesalahan pada sistem pesawat dan reaksi pilot terhadap perubahan cuaca. "Kami sedang memeriksa adanya kerusakan pada pesawat atau kesalahan pilot," ujar Nurcahyo.

Pesawat naas tersebut jatuh pada 28 Desember silam dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura. Hingga kini dari 162 penumpang dan awak kapal yang berada di dalam pesawat, baru 53 jenazah yang berhasil ditemukan.

Badan SAR Nasional yang berada di barisan terdepan dalam evakuasi korban belum mengendurkan upaya pencarian. Sejauh ini Basarnas mengaku telah mengeluarkan dana sebanyak kurang lebih setengah miliar Rupiah, yang sebagian besar digunakan buat membeli bahan bakar kapal.

"Gambaran mengenai anggaran selama 16 hari pencarian, kami baru mengeluarkan Rp 537.580.000," kata kepala Basarnas Henry Bambang Soelistyo di hadapan Komisi V DPR di Senayan.

Komisi pimpinan Fary Djemi Francis itu juga menerima Menteri Perhubungan Igantius Jonan. Di sana Jonan menjelaskan kronologi insiden dan upaya pencarian pesawat Air Asia QZ501 secara detail. Komisi V sebenarnya pernah memanggil Jonan 13 Januari silam. Tapi pertemuan tersebut batal menyusul penemuan kotak hitam pesawat.

Sementara itu penyidik KNKT, Nurcahyo tidak mengabarkan isi rekaman suara lantaran pihaknya masih menganalisa alat perekam. KNKT berencana memublikasikan laporan awal pada 28 Januari mendatang. "Kami memiliki waktu 12 bulan untuk menyelesaikan laporan akhir. Tapi kami berharap sudah bisa tuntas lebih dini," kata Nurcahyo.

rzn/yf (dpa,ap,kompas)