1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pengungsi Kaukasus di Jerman Meningkat Tajam

Nikita Jolkver30 Agustus 2013

Kebanyakan pengungsi Kaukasus berasal dari Dagestan dan Cechnya. Mereka mengungsi ke Jerman karena kemiskinan dan kekerasan yang terjadi di negaranya.

https://p.dw.com/p/19YWg
Asylsuchende vor dem Gebäude der zentralen Aufnahmestelle für Asylbewerber in Berlin.
Berlin Pemohon SuakaFoto: Nikita Jolkver

Para pengungsi yang sampai ke Berlin harus melapor ke Kantor Penerimaan Pemohon Suaka. Mereka yang sampai ke sini biasanya sudah melalui perjalanan panjang dan tidak tidur beberapa malam. Kebanyakan mereka tidak ingin berbicara dengan wartawan.

Seorang pemuda dari Dagestan akhirnya mulai bercerita. Tapi ia tidak ingin menyebut nama aslinya, karena masih menunggu prosedur permohonan suaka. Di Dagestan kehidupan sangat sulit, katanya. Dia sering diinterogasi polisi. Mereka ingin dia memberi kesaksian tentang orang lain yang sedang diamati aparat keamanan.

Dia lalu mendapat informasi dari "beberapa orang baik", bahwa bisa mendapatkan suaka di Jerman. Tapi anak muda asal Dagestan ini tidak mau mengatakan, bagaimana dia bisa sampai ke Berlin. "Kalau punya cukup uang, orang akan sampai ke sini," katanya.

Mencari kehidupan lebih baik

Menurut Kantor Urusan Migrasi dan Pengungsi, makin banyak pengungsi yang datang ke Jerman. Pada paroh pertama tahun ini, hampir 53.000 pengungsi yang mengajukan permohonan suaka. Dibanding paroh pertama tahun 2012, ini adalah kenaikan dua kali lipat.

Seperlima pemohon suaka berasal dari Federasi Rusia. Tahun ini banyak pemohon suaka yang datang dari Cechnya dan Dagestan. Jumlahnya mencapai 11.564 orang, jauh lebih banyak daripada Suriah (5514) dan Afghanistan (4206).

Seorang pemohon suaka asal Cechnya menceritakan, kebanyakan pengungsi ingin mendapat kehidupan yang lebih baik. Dia sebenarnya seorang atlit.Tiga bulan lalu, dia datang secara legal ke Jerman untuk mengikuti sebuah turnamen olahraga. Dia lalu memutuskan untuk tinggal di Jerman, "Saya ingin hidup di negara yang bebas", katanya.

Zlata, seorang wanita asal Cechnya menerangkan, ia datang ke Berlin dengan tiga anaknya. Suaminya dibunuh di Cechnya. Kehidupannya sangat susah, karena di Cehnya banyak pengangguran. Di mana-mana hanya ada kemiskinan, kecuali di ibukota Grosny. Di Berlin situasinya berbeda. Dia mendapat kamar dan anak-anaknya bisa belajar bahasa Jerman dan bersekolah.

Jerman jadi tujuan utama

Pengungsi Cechnya yang lain, Magomed, sudah 4 tahun menetap di Jerman. Permohonan suakanya sudah beberapa kali ditolak. Kasusnya kini diajukan ke pengadilan. "Saya dulu berrperang membela Cechnya. Sekarang saya di sana dianggap sebagai penjahat dan teroris," cerita Magomed yang berusia 34 tahun.

Mengapa makin banyak pengungsi dari Kaukasus yang sekarang datang ke Jerman? Menurut Magomed, ada jaringan penyelundup manusia yang menyebarkan isu bahwa Jerman sedang membuka pintu bagi pengungsi asal Kaukasus. Siapa yang datang akan mendapat ijin tinggal dan uang. "Orang-orang langsung percaya dan berebut datang. Mereka takut datang terlambat dan tidak diterima lagi."

Para pengungsi biasanya dibawa lewat Belarus. Setelah itu, mereka dinaikkan ke kereta api menuju Polandia. Di sana mereka biasanya ditahan polisi Polandia. Ada yang dikirim kembali ke Belarus beberapa jam kemudian. Tapi ada juga yang sempat bermalam. "Kalau sudah malam, ada taksi gelap yang menawarkan transport ke Berlin, Wina, Brussel atau ke mana saja," kata Magomed.