1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AIDS-Initiative membantu penderita HIV-AIDS menghindari diskriminasi.

Elisabeth Yorck von Wartenburg1 Desember 2013

Terinfeksi HIV bukan alasan untuk berhenti kuliah. Yayasan AIDS Jerman memberikan bantuan konsultasi bagi penderita HIV-AIDS agar bisa terhindar dari diskriminasi.

https://p.dw.com/p/1AQbK
Foto: Fotolia/Sergejs Rahunoks

Alex, bukan nama sebenarnya sudah pernah melakukan tes HIV sesaat sebelum melanjutkan kuliah Master di universitas Bonn. “Aku harus mengulangi tes ini lagi“ katanya. Ia kembali melakukan tes itu di dinas kesehatan Bonn. Hasilnya positif. Ia terinfeksi HIV.

Dokter pemeriksanya menyarankan agar ia pergi mengunjungi “Bonner AIDS-Initiative“. AIDS-Initiative merupakan perkumpulan yang memberikan bantuan jasa konsultasi terkait masalah HIV dan AIDS pada para penderitanya dengan menganut prinsip “menolong diri sendiri“.

Sebaiknya Tak Mengaku Jika HIV Positif

Melalui perkumpulan ini, para penderita HIV atau AIDS bisa bisa bertukar cerita atau bertanya jawab dalam sebuah diskusi melingkar. Mereka juga bisa mendapatkan bantuan lain berupa pakaian, kondom dan peralatan suntik bersih.

“Orang-orang yang datang pada kami sebagian besar adalah orang-orang miskin yang punya latar belakang migrasi atau pernah berhubungan dengan obat-obatan terlarang“ kata Stefanie Kubosch, anggota tim AIDS –Initiative. 10 persen penderita yang ia rawat juga berasal dari golongan pelajar.

“Sebagian besar mahasiswa tidak mau bercerita bahwa mereka sudah terinfeksi HIV. Dan kami juga mengatakan saat konsultasi: Anda harus bisa berhati-hati dan mengendalikan diri. Karena jika seorang penderita sekali saja mengakui telah terinfeksi virus ini, pengakuan itu tak akan pernah bisa ditarik kembali“ kata Kubosch.

Para mahasiswa tersebut menyembunyikan penyakit mereka karena khawatir akan memperoleh pelakuan diskriminasi. Meski demikian, Alex mengatakan bahwa tema HIV bukan lagi masalah besar di kampus.

Penderita HIV Bisa Menjadi Dokter Bedah

Tak ada jumlah statistik yang secara resmi mencatat jumlah penderita HIV positif di kalangan mahasiswa. Akan tetapi, Robert-Koch Institut memperkirakan akhir tahun 2012 ada sekitar 78.000 orang penderita HIV dan AIDS di Jerman dimana 63.000 diantaranya merupakan laki-laki.

Tak ada layanan konsultasi khusus yang ditawarkan Uni Bonn terkait HIV atau AIDS. Bagi mereka yang telah terjangkit virus ini bisa berkonsultasi pada para petugas yang khusus menangani mahasiswa cacat atau mahasiswa penderita penyakit kronis.

Badan konsultasi seperti ini tentu saja belum pernah di dengar oleh Alex. “Aku tidak membutuhkan tempat konsultasi semacam itu. Stefanie Kubosch sudah menjawab semua pertanyaanku“ kata mahasiswa jurusan Informatik ini.

Kubosch telah meyakinkan Alex bahwa penyakit HIV yang ia derita tak boleh menjadi alasan baginya untuk berhenti kuliah. “Pada masa awal orang mulai mengenal penyakit HIV, para penderita HIV akan mengalami kesulitan untuk bisa bekerja sebagai ahli bedah. Karena ada kekhawatiran besar, jika ahli bedah itu terluka saat sedang melakukan operasi, ia bisa menginfeksi orang lain“ jelas Kubosch.

Sekarang semuanya berbeda. Tak ada lagi batasan bagi penderita HIV dalam memilih jurusan kuliah. Obat-obatan yang ada sekarang telah mampu menekan virus HIV secara signifikan, sehingga virus ini tak lagi bisa dideteksi dalam darah. Sehingga pasien penderita HIV tak akan lagi bisa menularkan virusnya setelah meminum obat ini selama setengah tahun.

Program Bantuan Bagi Penderita HIV-AIDS

Terjangkit HIV-AIDS telah mengakibatkan sejumlah mahasiswa tidak bisa menyelesaikan kuliah mereka tepat waktu. Jika seseorang mengalami kasus semacam ini atau jika seseorang megalami masalah keuangan, orang tersebut bisa datang dan meminta bantuan pada pada yayasan AIDS Jerman. Yayasan ini memberikan bantuan keuangan pada pasien penderita yang mengajukan permohonan bantuan.

“Para pelajar itu datang pada kami jika mereka membutuhkan bantuan uang untuk membayar biaya kuliah. Selain itu yayasan AIDS ini juga memberikan uang pengganti membeli materi pembelajaran atau darmawisata “ kata Sebastian Zimmer, angggota tim yayasan AIDS Jerman. Tahun kemarin ada 10 orang mahasiswa yang telah memanfaatkan program bantuan ini.