1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pendekatan Islamic State ke Asia

Agus Setiawan25 Januari 2015

Dukungan kelompok militan di Asia, seperti di Filipina, serta banyaknya simpatisan dari Asia yang bergabung Islamic State, dianggap mejadi pertanda baru bahwa kelompok radikal Timur Tengah merangkul Asia.

https://p.dw.com/p/1DLX8
Kelompok Abu SayyafFoto: picture-alliance/dpa

Lebih dari 100 orang dari Asia Tenggara - Indonesia, Malaysia dan Filipina selatan -- diyakini para pejabat keamanan dan analis bergabung dengan Islamic State di Irak dan Suriah. Militan Malaysia dan Indonesia telah membentuk unit berbahasa Melayu dalam kelompok IS di Suriah, demikian menurut laporan kelompok keamanan.

Samuel Locklear, yang memimpin Komando Pasifik Amerika Serikat mengatakan sekitar 1.000 orang dari India hingga Pasifik mungkin telah bergabung dengan Islamic State (IS) untuk berperang di Suriah atau Irak. Namun tak disebutkan nama-nama negaranya atau waktu keberangkatannya.

Sumpah setia pada IS

Komando Pasifik Amerika Serikat yang bermarkas di Hawaii meliputi 36 negara, termasuk Australia, Cina dan negara lainnya di Pasifik. Namun Pakistan tak termasuk di dalamnya.

Analis keamanan mengatakan, di kawasan itu, ribuan orang bersumpah setia pada IS, ketika kelompok-kelompok militan lokal itu mendapat dorongan lewat video online kekerasan dan seruan jihad melalui media sosial.

Kelompok militan Filipina 'Abu Sayyaf ‘ yang pernah mengklaim memiliki hubungan dengan jaringan Al Qaida juga telah menunjukan dukungan pada Islamic State. Ketika menculik seorang warga Jerman, April tahun lalu, Abu Sayyaf, menuntut agar Jerman menghentikan dukungannya terhadap kampanye pemboman Amerika Serikat yang diluncurkan terhadap IS.

Kelompok Muslim minoritas ini mendiami pulau-pulau selatan Filipina. Wilayah ini adalah lokasi pemberontakan yang sudah sekian lama dilakukan dilakukan oleh kelompok Muslim lokal terhadap pemerintahan di Manila.

Kelompok Abu Sayyaf juga disebut-sebut bertanggungjawab pada serangan militan terburuk di Filipina, tenggelamnya feri di Teluk Manila pada tahun 2004 yang menewaskan 100 –an orang. Namun aktivitas kelompok ini telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, seiring meninggalnya para pemimpin puncak , baik karena terbunuh atau terlalu tua.

ap/rzn(afp/ap)