1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pencurian Bank dengan Modus Canggih Terungkap

10 Mei 2013

Kawanan pencuri cyber yang beroperasi di 27 negara membobol uang senilai 45 juta dollar, lewat operasi canggih dengan kombinasi hacker dan kawanan yang bekerja di lapangan, termasuk Indonesia.

https://p.dw.com/p/18V8z
Foto: Fotolia/chanpipat

Pencurian besar-besaran itu berlangsung “hanya dalam hitungan jam“ kata jaksa penuntut di Brooklyn, New York.

Jaksa telah mengajukan tuntutan atas para tersangka yang dituduh membentuk komplotan sel New York, yang terbentang di 27 negara, atas tuduhan mengambil uang tunai, konspirasi menyabot sistem komputer dan pencucian uang.

Tujuh dari delapan tokoh geng itu telah ditangkap, demikian pernyataan kantor jaksa penuntut Amerika. Orang ke delapan, Alberto Yusi Lajud-Pena, dijuluki “Nomor Satu” dan “Albertico” dilaporkan terbunuh pada 27 April.

“Para terdakwa dan rekan-rekan konspirator mereka berpartisipasi dalam sebuah pencurian besar-besaran abad-21 yang menggunakan internet dan membentang di seluruh dunia,” kata jaksa Loretta Lynch dalam sebuah pernyataan.

“Sebagai ganti senjata dan topeng, organisasi kriminal ini menggunakan laptop dan internet.”

Bobol Mesin ATM Indonesia

Menurut para pejabat, tuduhan pertama atas geng itu adalah membobol sistem komputer berbagai perusahaan multinasional, lalu berkeliling mencuri jutaan dollar dari ratusan mesin ATM hanya dalam hitungan jam.

Jaksa penuntut menyoroti tingkat presisi operasi dan kecepatan serta koordinasi yang dilakukan organisasi pelaksana di lapangan. Kejahatan ini mengandalkan kombinasi hacker yang canggih dan sel organisasi kriminal yang berperan menarik uang tunai dari ATM secepat mungkin.

Para penjahat membobol sistem database mesin debit pra bayar dan menarik uang tunai dari mesin ATM di 27 negara termasuk Indonesia.

Aksi pertama dilakukan pada 22 Desember, di mana para hacker mengambil 5 juta dollar dari 20 negara. Pada 19 Februari mereka menarik uang tunai 40 juta dollar dari 24 negara. Tujuh diantaranya di New York.

Modus Canggih

Jaka penuntut menyebut ada 6 fase dalam kejahatan spektakuler ini. Fase pertama adalah dengan menyusup ke kartu prosesor jaringan. Menggunakan malware, para hacker masuk ke jaringan prosesor dunia Rakbank di Uni Emirat Arab dan Bank of Muscat di Oman.

Langkah kedua, para penjahat menyingkirkan protokol keamanan dan memburu sistem kartu debit prabayar, lalu menghapus batas rekening. Perlu waktu berbulan-bulan untuk masuk ke dalam sistem itu, kata jaksa penuntut.

Fase ketiga adalah menciptakan kode akses. Data dimasukkan ke dalam kartu plastik yang menggunakan sistem magnetik -- sebuah kartu kunci hotel atau kartu kredit yang telah habis masa berlakunya bisa dipakai, sejauh bisa dimasukkan data rekening dan kode akses yang benar.

Langkah keempat, para anggota sel di seluruh dunia mulai beraksi dengan membuat penarikan tunai berulang kali di mesin ATM. Di New York saja, 750 transaksi dilakukan dalam waktu 2 jam dan 25 menit, dari 140 mesin ATM berbeda dengan total penarikan uang senilai 400 ribu dollar, kata jaksa.

Fase kelima, para hacker tetap menjaga akses ke bank untuk memantau uang tunai yang keluar, memantau penarikan sampai pelanggaran itu ditemukan dan sistem dimatikan. Langkah terakhir keenam adalah mencuci uang dan membagi-bagi hasilnya diantara mereka.

ab/hp (afp/ap/dpa)