1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemimpin Ikhwanul Muslimin Ditangkap

20 Agustus 2013

Penasihat tertinggi Ikhwanul Muslimin, Mohamed Badie, ditangkap di Kairo, demikian dinyatakan para pejabat Mesir hari Selasa (20/8).

https://p.dw.com/p/19SYz
Foto: picture-alliance/dpa

Penangkapan ini dilakukan setelah pihak pemerintah mengejar kelompok Ikhwanul dan melakukan tindakan keras atas kelompok pendukung presiden terguling Mohamed Mursi, yang memicu protes internasional.

Badie ditangkap di sebuah apartemen dekat taman Rabaa al-Adawiya, di mana lebih dari dua ratus pendukung Mursi terbunuh pada Rabu pekan lalu, saat polisi membersihkan kamp demonstran, demikian dikatakan kementerian dalam negeri, sebagaimana dilaporkan oleh stasiun TV milik pemerintah.

Dituduh menghasut

Baik TV swasta maupun pemerintah memperlihatkan gambar-gambar Badie, 79 tahun, yang dikawal oleh polisi.

Anggota senior Ikhwanul Muslimin, termasuk Badie, dicari untuk diperiksa atas tuduhan menghasut yang menyebabkan kematian para demonstran.

Jaksa penuntut telah menetapkan tanggal 25 Agustus untuk pengadilan atas enam pemimpin Ikhwanul Muslimin atas tuduhan “menghasut untuk melakukan pembunuhan".

Penangkapan itu dilakukan beberapa hari setelah anak laki-laki Badie, tewas terbunuh dalam demonstrasi menentang penggulingan Mursi.

Kementerian dalam negeri Mesir telah mengatakan bahwa pemerintah telah menangkap lebih dari seribu orang yang terkait dengan jaringan Ikhwanul Muslimin selama bentrokan antara pemerintah yang dibentuk militer dengan kubu Islamis yang mendukung Mursi.

Mursi digulingkan dari kekuasaan oleh militer pada 3 Juli, oleh apa yang disebut pendukungnya sebagai sebuah kudeta atas presiden pertama yang terpilih secara demokratis dalam sejarah Mesir.

Tapi para lawan politiknya mengatakan bahwa militer tidak punya pilihan kecuali melakukan intervensi setelah munculnya gelombang pemberontakan sebagaimana yang pernah terjadi saat diktator Husni Mubarak terlempar dari kekuasaannya pada Februari 2011.

Menurut catatan, lebih dari seribu orang telah terbunuh sejak demonstrasi besar-besaran antara kelompok penentang dan pendukung Mursi.


Eropa bekukan bantuan

Situasi terakhir di Mesir mendorong Uni Eropa menimbang kembali hubungannya dengan militer dan pemerintah Mesir, apabila pertumpahan darah tidak berhenti segera. Pertemuan khusus ke-28 Menteri Luar Negeri anggota Uni Eropa, yang dimulai sejak Senin, membahas soal pembekuan bantuan atas Mesir terkait situasi terakhir.

Di masa pemerintahan Presiden Muhammad Mursi, Uni Eropa menjanjikan bantuan 5 milyar Euro bagi Mesir untuk periode tahun 2012-2013. Namun sejak kudeta 3 Juli lalu, Uni Eropa menyatakan akan menimbangnya kembali.

Amerika Serikat juga telah mengumumkan pembatalan latihan militer bersama, yang setiap dua tahun sekali dilakukan dengan Mesir. AS juga menutup Kedutaannya di Kairo dengan alasan keamanan. Gedung Putih saat ini tengah berkutat dengan pemotongan bantuan dana untuk Mesir.

ab/hp (afp,ap,rtr)