1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemilahan Sampah di Jerman

Mu Cui 16 Agustus 2013

Tong sampah kuning, biru, hijau dan hitam. Jerman terkenal atas sistem pemilahan sampahnya. Tapi barang apa yang masuk ke tong mana? Banyak warga Jerman sendiri yang tidak mengetahuinya.

https://p.dw.com/p/19QpG
MülltrennungFoto: picture-alliance/dpa

Di rumah tangga keluarga Jerman ada beberapa tong sampah. Kuning untuk sampah kemasan, biru untuk kertas, hijau untuk sampah yang bisa didaur ulang, dan hitam untuk sisa sampah dapur. Jadi seharusnya warga Jerman tahu persis, ke tong mana sampah tertentu harus dibuang. Tapi realitanya berbeda.

Perusahaan pengelolaan sampah Remondis di Bonn memastikan, hampir setengah isi tong sampah kuning berisi jenis sampah yang salah, seperti misalnya sikat gigi. Menurut jajak pendapat yang dilakukan DW, kebanyakan warga mengira sikat gigi memang harus masuk ke tong kuning.

Awal tahun 90an, lewat sistem peraturan kemasan yang baru diluncurkan saat itu, pemerintah berharap untuk bisa mendaur ulang sebanyak mungkin sampah plastik dan logam. Nicholas Müller dari Remondis mengatakan kepada DW: "Banyak warga yang mengira, semua yang terbuat dari plastik bisa dibuang ke tong warna kuning."

Ini awal kebingungan warga. Walau sikat gigi terbuat dari plastik, tetap saja tidak boleh dibuang ke tong kuning, karena sikat gigi bukanlah kemasan.

Salah Buang Berdampak Mahal

Saat sampah disortir di instalasi berteknologi tinggi di Remondis, mesin tidak mengenali sikat gigi atau benda lain yang tidak dianggap sebagai kemasan dan mengeluarkannya dari sistem daur ulang. Nicholas Müller menegaskan, pembuangan "sampah salah" semacam itu bisa sangat mahal. Karena, "sampah salah" tersebut akan dibakar dengan sampah kategori sampah sisa. Pembakaran sampah harganya sekitar 100 hingga 200 Euro untuk setiap ton. Padahal, botol plastik atau aluminum bisa dijual di pasar bebas dengan harga cukup tinggi.

Berdasarkan peraturan yang berlaku, semua sampah yang dibuang "secara salah" akan langsung dibakar. Dan hanya 36 persen sampah plastik yang harus didaur ulang. Banyak pakar yang sudah lama menuntut, agar sistem pemanfaatan ulang sampah plastik diperbaiki. Namun, perusahaan pengelolaan sampah tidak diwajibkan dan tidak tertarik dengan pekerjaan tambahan yang bisa meningkatkan kuota daur ulang.

Tong Sampah Baru

Pakar pengolahan sampah Arnd Urban dari Universitas Kassel berpendapat, sikat gigi dan barang semacamnya berpotensi untuk didaur ulang. Instalasi pemilahan sampah jenis baru memang memungkinkan untuk meningkatkan kuato pemanfataan kembali. Tapi: "Instalasi baru membutuhkan biaya untuk investasi, personil, listrik, dan sejenisnya."

Keuntungan ekonomis sistem baru memang tidak banyak. Tapi keuntungan bagi lingkungan cukup besar. Karena itu, tahun 2015 akan diperkenalkan peraturan "bahan bernilai baru" di Jerman. Tong sampah kuning akan digantikan dengan "tong bahan bernilai". Tidak hanya sampah kemasan saja yang boleh dibuang di tong tersebut, tapi juga sampah plastik. Seperti misalnya sikat gigi bekas.