1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemerintah Myanmar inginkan Gencatan Senjata

Edith Koesoemawiria3 Januari 2013

65 ribu orang mengungsi dari kawasan Kachin dalam 20 bulan terakhir. Ajakan dialog pemerintah Myanmar ditolak pejuang Kachin.

https://p.dw.com/p/17CuZ
Foto: Reuters

Tekanan terhadap Myanmar semakin besar untuk menghentikan serangan udara terhadap suku minoritas Kachin. Pertempuran di utara negeri yang juga dikenal sebagai Birma ini kembali berkobar 20 puluh bulan lalu, tapi memburuk pekan terakhir ini pasca direbutnya sebuah pos militer oleh sayap bersenjata Organisasi Kemerdekaan Kachin, KIA.

Kachin Unruhen Videostill SCHLECHTE QUALITÄT
Foto: Reuters

Akhir Desember 2012 militer Myanmar melancarkan serangan udara terhadap markas utama KIA di dekat perbatasan dengan Cina. Menurut KIA, pemerintah menggunakan senjata gas kimia yang menyebabkan 40 pejuang KIA harus dirawat. Tuduhan ini disangkal oleh pemerintah Myanmar.

Laporan Situs

Jurubicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland di Washington menyesalkan peningkatan kekerasan, setelah mendapatkan informasi tentang pengakuan Myanmar soal serangan udara di Kachin. “Kami terus mendorong pemerintah Birma dan KIA untuk melakukan gencatan senjata dan kembali berdialog seperti yang dilakukan pemerintah Birma di kawasan konflik lainnya,” ujar Nuland.

Situs militer Myanmar, Myawaddy melaporkan, telah berhasil merebut kembali sebuah markas dengan meluncurkan serangan udara di kawasan Kachin pada 30 Desember. Menurut negosiator pemerintah Hla Maung Shwe, yang juga bertindak sebagai penasihat Presiden Thein Sein, operasi udara itu diperkirakan menggunakan helikopter dan pesawat jet militer.

Gencatan Senjata

Sejak merdeka dari Inggris di tahun 1948, perang saudara terjadi di beberapa kawasan Myanmar. Belakangan pemerintah sipil Thein Sen berhasil mencapai kesepakatan gencatan senjata baru dengan sejumlah kelompok etnis seperti suku Karen dan Mon. Namun dialog dengan suku Kachin tidak menunjukkan kemajuan.

Flüchtlinge der ethnischen Minderheit Kachin aus Myanmar in Chinas Provinz Yunan
Foto: Human Rightd Watch

Jurubicara pemerintah Myanmar, Zaw Htay mengatakan, pemberontak Kachin tidak menanggapi ajakan berdialog lebih lanjut. Sementara KIA menuduh pemerintah Myanmar tidak bersedia membahas tuntutan otonomi politik yang lebih luas, dan ajakan berdialog sekedar untuk menetapkan gencatan senjata.

Politik dan Sumber Alam

Menurut sejumlah analis dan pemuka Kachin, akar pertentangan dengan kekuasaan pusat Myanmar adalah sumber alam di kawasan Kachin. Negara bagian itu memiliki kekayaan alam tak terkira, dari segi perhutanan maupun mineral. Lebih jauh, kini terdapat banyak kontrak proyek energi bernilai milyaran dollar antara investor Cina dengan para jenderal militer Myanmar. Pertempuran terhebat biasanya terjadi di kawasan ini.

Myanmar Fluß Irrawaddy Staudamm Projekt
Proyek waduk IrrawadyFoto: AP

Gencatan senjata antara militer Myanmar dengan suku Kachin berakhir setelah militer Myanmar Juni 2011 lalu menyerang sebuah pos KIA yang berada dekat lokasi pembangunan waduk yang kontroversial. Sejak itu, sekitar 65 ribu orang sudah mengungsi dari kawasan Kachin.

Sekjen PBB, General Ban Ki-moon hari Rabu (02/01) juga menyerukan agar militer Myanmar menghentikan serangan udaranya terhadap pemberontak Kachin. PBB juga mengimbau Myanmar beberapa waktu lalu untuk tidak memblokir bantuan kepada pengungsi di kawasan itu .

EK/CSF , rtr, afp, dpa