1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembersihan di Pyongyang

Martin Fritz13 Desember 2013

Kejatuhan Chang Song-Thaek menandai gemerlap karir Choe Ryong-Hae. Jendral 67 tahun itu kini menjadi tangan kanan baru Kim Jong Un. Tugas terbesarnya adalah membersihkan militer dari pengaruh sang ayah, Kim Jong Il.

https://p.dw.com/p/1AZJ8
Foto: Reuters/Kyodo/File

Dua tahun silam jasad Kim Jong Il diangkut ke liang lahat. Delapan pria berjubah hitam berjalan kaki mengawal kendaraan jenazah yang mengelilingi jantung kota Pyongyang. Di sisi kiri para jendral, di depan melangkah Panglima Militer Ri Yong-Ho dan di belakang Menteri Pertahanan Kim Yong-Chun.

Kim Jong Un, pewaris tahta rejim komunis itu berjalan di sisi kanan mobil. Dikuntit oleh sang paman, Chang Song-Thaek dan Presiden Mahkamah Rakyat, Kim Yong-Nam.

Mereka adalah orang-orang terdekat Kim, terkutuk sejak kematian sang pemimpin besar. Ri setengah tahun kemudian dipecat di hadapan anggota politbiro dengan dalih "kesehatan" yang memburuk. Tidak lama kemudian ia tewas menggenaskan, menurut kabar burung akibat tertembak aparat keamanan. Sementara Menteri Pertahanan Kim kehilangan posisinya setelah cuma empat bulan.

Chang mewarisi nasib serupa. Sejak awal November ia menghilang dari publik. Beberapa pekan lalu kantor berita pemerintah, KNCA melaporkan, dua staf terdekatnya dieksekusi mati lantaran dugaan korupsi dan makar. Chang yang juga mentor Kim Jong Un, dipecat dari semua jabatannya. Lagi-lagi ia diisukan meregang nyawa di hadapan regu penembak.
Membetoni Kekuasaan

Pembersihan ala Kim Jong Un ini diyakini berasal dari kalkulasi dingin rejim Pyongyang. Beberapa media di Korea Selatan melaporkan, sejak sang diktatur muda naik tampuk kekuasaan, separuh pejabat tinggi negara kehilangan jabatan atau nyawanya.

Metode serupa digunakan Kim Jong Il untuk memastikan kekuasaan usai mewarisi tahta dari sang ayah. Perlahan tapi pasti ia mengeksekusi orang-orang terdekat Kim Il Sung. Dan kini Kim muda yang mendapat giliran.

Betapapun lumrahnya, pembunuhan terhadap Chang adalah kasus istimewa. Pria 67 tahun itu sejak 40 tahun menikah dengan saudara perempuan Kim Jong Il. Chang dan Kim Kyong-Hee memerintah Korea Utara diam-diam. Ketika Kim Jong Il terkena serangan strooke, pasangan itu ditugaskan menjamin kelancaran perpindahan kekuasaan.

Chang berfungsi sebagai mentor. Ia melindungi keponakannya itu dari intrik-intrik di dalam partai. Sebagai Wakil Komisi Pertahanan Nasional, Chang berada di urutan kedua kekuasaan. Ia juga bertanggungjawab membina hubungan dengan jiran Cina.
Choe, bintang baru Pyongyang

Sejak awal tahun Chang makin jarang menemani Kim Jong Un. Posisinya digantikan oleh Choe Ryong-Hae. Oleh Kim, jendral 63 tahun itu diangkat sebagai panglima militer. Ia bertugas memperluas pengaruh partai di tubuh militer. Misinya itu bertentangan dengan Chang yang menikmati hubungan dekat dengan angkatan bersenjata.

Harian "Daily North Korea" melaporkan, Choe bukan sosok yang populer di kalangan perwira tinggi. Sikap itu muncul lantaran Choe sejak lama 'cuma' memimpin sayap pemuda partai. "Yang jelas Chang kalah dalam konflik kekuasaan dengan Choe," kata legislator Korea Selatan, Jung Chung-Rae.

Choe menikmati kepercayaan besar lantaran memiliki latarbelakang cemerlang dalam perang melawan Jepang di Perang Dunia Ke II. Keluarganya adalah kelompok paling berkuasa kedua di Pyongyang setelah keluarga Kim.

Lantaran kedekatan itulah Kim Jong Il mengangkat Choi ke komite sentral dalam usia 36 tahun. Sejak 2010 silam Choe menjadi satu-satunya anggota dewan partai dan militer yang bukan berasal dari keluarga Kim. Sejak saat itu pula ia bergelora sebagai tangan kanan sang pemimpin muda. Dan ketika Choe membawa surat Kim kepada Presiden Cina, Xi Jinping, nasib Chang sudah tergoreskan.

China Nordkorea Choe Ryong Hae
Choe Ryong HaeFoto: picture-alliance/AP
Kim Jong Un und Jang Song-Thaek Begräbnis Kim Jong Il Archiv 2011
Pemakaman Kim Jong IlFoto: picture-alliance/dpa/KCNA