1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Paru-Paru Buatan Bantu Pasien Kanker

Martin Riebe (vlz/as)5 November 2014

Peneliti Jerman mengembangkan paru-paru mini yang bisa menguji keampuhan obat kemoterapi pasien kanker paru-paru. Dan model ini berarti, eksperimen dengan hewan tidak diperlukan lagi.

https://p.dw.com/p/1DhBa
Foto: Fotolia

Metode pengobatan standar pasien yang didiagnosa kanker paru-paru biasanya kemoterapi. Tingkat keberhasilan obat yang digunakan, sulit untuk diprediksi. Karena efek obat tidak sama bagi setiap pasien.

Ini yang tengah diteliti oleh profesor Heike Walles dan timnya di Würzburg. Mereka bereksperimen dengan sel tumor paru-paru manusia yang direkayasa pada usus babi atau paru-paru tikus.

Model sederhana

Peneliti membuat paru-paru manusia dalam ukuran mini. Diameternya hanya satu sentimeter. Dari sepotong usus babi yang semua selnya dihilangkan dibuat kerangka, untuk disisipi sel tumor dan sel paru-paru manusia. Model paru-paru tiga dimensi sederhana yang mampu mensimulasikan efek dari obat-obatan.

Profesor Heike Walles dari Klinik Universitas Würzburg menjelaskan: "Keunggulan sistem tes kami adalah, kami bekerja dengan sel manusia. Bukan sel binatang. Dan kami bisa merekayasa sel sehat dan sel yang sakit. Sehingga bisa memperkirakan, seberapa besar dampak merusak obat pada sel sehat dan seefektif apa obat mematikan sel yang sakit."

Tapi metode ini tidak menjawab semua pertanyaan. Masalah yang lebih rumit hanya bisa dijawab oleh model paru-paru tikus. Di sini semua sel tikus juga diganti dengan sel tumor dan sel paru-paru manusia.

Terapi individual

Sebuah pompa secara konstan meniupkan udara ke dalam paru-paru. Simulasi pernapasan yang sempurna. Paru-paru memperoleh zat makanan lewat pembuluh darah. Semua berfungsi seperti pada tubuh manusia.

Sel tumor untuk paru-paru buatan berasal dari pasien. Teoritis, setiap pasien bisa dibuatkan model paru-paru dan memperoleh rekomendasi terapi individual. "Ini tidak bisa diterapkan secara industrial dan terlalu mahal. Karena itu, langkah berikutnya meneliti sel secara lebih mendalam. Dan membentuk kelompok pasien tumor, hingga untuk jangka panjang mungkin ada 10 kelompok pasien tumor paru-paru, yang memiliki rekomendasi terapi optimal", tambah Walles.

Tanpa eksperimen biologis

Prediksi semacam ini kelak hanya perlu disimulasikan di komputer. Jika dalam eksperimen. obat sukses membunuh sel tumor, peneliti merekonstruksi metabolisme pasien untuk diterapkan pada model komputer.

Walles memaparkan kelebihan sistem ini: "Kami ambil data dari sistem tes tumor dan kami masukkan ke model komputer ini. Dengan itu kami bisa mengembangkan model komputer jangka panjang, yang bisa memprediksi bagi pasien apakah obatnya ampuh atau tidak, tanpa harus melakukan eksperimen biologis."

Dengan paru-paru mini tersebut, di masa depan kemoterapi yang tidak ampuh atau tidak optimal pada pasien kanker paru-paru, bisa dihindari. Para peneliti berharap, tidak lama lagi model paru-paru pertama sudah bisa diterapkan dalam terapi kanker.