1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Partai Berlusconi Keluar dari Koalisi Pemerintahan

27 November 2013

Partai Forza Italia mengumumkan keluar dari pemerintahan koalisi. Tapi sebagian bekas pendukung Berlusconi mendirikan partai baru dan mendukung pemerintahan Enrico Letta.

https://p.dw.com/p/1APTI
Foto: Reuters

Ketua Fraksi Forza Italia (FI) Renato Brunetta hari Selasa (26/11) mengumumkan penarikan diri dari koalisi pemerintahan pimpinan Perdana Menteri Enrico Letta. "Koalisi besar sudah tidak ada lagi", kata Brunetta. Ia sekaligus menuntut Enrico Letta agar mengundurkan diri. Forza Italia yang dipimpin oleh Silvio Berlusconi sejak beberapa bulan lalu sudah mengancam keluar dari koalisi.

Sekalipun ditinggalkan FI, Enrico Letta tetap masih memiliki mayoritas di parlemen. Karena sebagian bekas pendukung Silvio Berlusconi kini berpaling menentangnya. Para anggota parlemen itu keluar dari Forza Italia dan membentuk partai baru, yaitu Partai Tengah Baru NCD. Pemerintahan Enrico Letta Selasa malam memenangkan mosi kepercayaan dengan 171 suara melawan 135 suara.

NCD didirikan oleh wakil Perdana Menteri Angelino Alfano, yang dulu merupakan pendukung setia Berlusconi. Setelah Mahkamah Italia memperkuat vonis terhadap Berlusconi, Alfano dan beberapa anggota parlemen lain menarik dukungan terhadap raja media Italia itu.

Dukungan menipis bagi Berlusconi

Hari Rabu malam (27/11), parlemen Italia akan membahas pemecatan Berlusconi dari Senat. Para penentang Berlusconi menguasai 165 dari seluruhnya 321 kursi di Senat. Oktober lalu, sebuah komisi di parlemen sudah setuju untuk mencabut mandat Berlusconi.

Silvio Berlusconi yang kini berusia 77 tahun dijatuhi hukuman empat tahun penjara karena penggelapan pajak. Menurut undang-undang Italia, setiap politisi yang terkena hukuman di atas dua tahun penjara akan kehilangan mandatnya. Dalam kasus itu, Berlusconi mengajukan naik banding sampai ke Mahkamah Italia dan mengalami kekalahan.

Para pengacara Berlusconi juga menentang pemecatannya. Mereka berargumentasi, kejahatan yang dituduhkan terhadapnya sudah terjadi lebih dari sepuluh tahun lalu. Sedangkan aturan pencabutan mandat, baru diresmikan dua tahun lalu. Sebelumnya, Silvio Berlusconi meminta presiden Italia Giorgio Napolitano memberi pengampunan, namun Napolitano menolak hal itu.

Berlusconi masih menghadapi banyak gugatan di pengadilan. Antara lain penyalahgunaan jabatan selama menjadi Perdana Menteri dan melakukan hubungan seksual dengan wanita di bawah umur.

Bulan Juni lalu, Berlusconi dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara dalam kasus yang dikenal sebagai "Rubygate" atau Skandal Ruby. Tapi vonis itu belum punya kekuatan hukum karena masih diproses di pengadilan banding.

hp/ab (dpa, afp)