1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pansel KPK Jokowi Ramaikan Media Sosial

Hendra Pasuhuk22 Mei 2015

Pengumuman sembilan nama anggota Panitia Seleksi Pimpinan KPK oleh Presiden Jokowi segera mengundang reaksi ramai di media sosial. Jokowi memilih sembilan perempuan profesional yang dinilainya kompeten.

https://p.dw.com/p/1FU7Q
Joko Widodo mit dem Vize-Präsident Jusuf Kalla PK in Jakarta
Foto: Reuters/Antara Foto/Y. Mahatma

Segera setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan sembilan nama anggota Panitia Seleksi (Pansel) Pimpinan KPK hari Kamis kemarin (21/05/15), berbagai reaksi muncul di portal berita dan media sosial Facebook dan Twitter.

Berbeda dari perkiraan banyak pengamat, Jokowi tidak memilih wakil dari partai-partai politik atau nama-nama yang selama ini beredar di kalangan publik. Gantinya, Presiden malah menunjuk sembilan perempuan profesional dengan latar belakang ilmuwan dan praktisi.

Pelaksana tugas Wakil Ketua KPK Korupsi Johan Budi menyambut keputusan Presiden Jokowi. Menurut dia, sembilan orang itu memenuhi syarat berintegritas, berkapabilitas, dan tidak punya afiliasi dengan politik tertentu.

"Saya melihat yang duduk di Pansel tidak punya afiliasi politik dari partai politik tertentu," kata Johan Budi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hari Kamis kemarin, sebagaimana dikutip Tempo Interaktif.

Semua perempuan

Johan Budi menyatakan optimis, Pansel yang dibentuk itu bisa menemukan pimpinan KPK yang sesuai dengan harapan. Dia tidak mempersoalkan bahwa semua anggota Pansel perempuan. Dia menilai, Jokowi melakukan terobosan baru dengan melibatkan para pakar.

Widodo mit Abraham Samad KPK Leiter Archiv Juni 2014 Jakarta
Jokowi menjelang pemilihan presiden 2014 bersama pimpinan KPK saat itu, Abraham Samad, yang kini non aktif karena masalah hukumFoto: picture-alliance/epa/B. Indahono

"Bukan soal hukum saja, tapi soal manajemen, teknologi, psikologi. Ini diperlukan," kata Johan.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno meminta publik tidak mempersoalkan anggota Pansel yang semuanya perempuan. Dia menerangkan, itu bukan isu utama.

"Presiden memilih berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah beliau sampaikan. Ini masalah integritas, masalah kompetensi, dan juga keberagaman keahlian," kata Pratikno usai mendampingi Presiden mengumumkan anggota Pansel KPK di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

"Beliau sudah membaca profilnya dan kemudian panjang sekali prosesnya dalam dua minggu terakhir. Akhirnya memutuskan nama-nama tersebut," tambah Pratikno.

Sembilan akademisi dan praktisi

Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Yuniarti Chuzaifah, menyambut baik keputusan Presiden Joko Widodo.

Kami mengapresiasi keputusan Presiden Jokowi yang mempercayakan posisi penting kepada sejumlah perempuan. Kami juga melihat, nama-nama terpilih memiliki independensi yang baik,” kata Yuniarti.

Presiden Joko Widodo menunjuk sembilan akademisi dan praktisi dari berbagai bidang untuk menjadi Panitia Seleksi Pimpinan KPK. Berikut nama-nama dan profesinya:

1. Destri Damayanti, ahli ekonomi keuangan dan moneter (Ketua merangkap anggota)

2. Enny Nurbaningsih, pakar hukum tata negara (Wakil Ketua merangkap anggota)

3. Harkristuti Harkrisnowo, pakar pidana hukum dan HAM

4. Betty Alisjahbana, ahli TI dan manajemen

5. Yenti Garnasih, ahli hukum pidana, ekonomi, dan pencucian

6. Supra Wimbarti, ahli psikologi SDM dan pendidikan

7. Natalia Subagyo, ahli tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi

8. Diani Sadiawati, ahlli hukum dan perundang-undangan

9. Meuthia Ganie Rochman, ahli sosiologi.

hp/yf (kompas, tempointeraktif, antaranews)