1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Orkestra dari Vietnam di Beethovenfest

2 Oktober 2009

Orkestra Vietnam itu terdiri dari musisi yang masih belajar di sekolah tinggi musik di Hanoi. Tetapi permainan mereka sudah menunjukkan profesionalitas.

https://p.dw.com/p/JwBC
Gedung pertunjukan Beethovenhalle di Bonn, di tepi sungai RheinFoto: Beethovenfest

Kampus orkestra pada festival musik internasional Beethovenfest di Bonn sekarang sudah menjadi institusi. Sebagai mitra media dan salah satu sponsor utama, sembilan tahun yang lalu Deutsche Welle memulai sebuah inisiatif untuk mengundang sebuah orkestra yang terdiri dari musisi-musisi yang masih bersekolah untuk menunjukkan kemahirannya di Bonn. Orkestra itu harus berasal dari negara, di mana memainkan karya-karya Beethoven tidak menjadi tradisinya.

Berkaitan dengan proyek ini, sejumlah orkestra dari banyak negara sudah pernah hadir dalam rangka Beethovenfest, yaitu dari Kiev, Istanbul, Tbilisi, Beijing, Krakow, demikian halnya dengan South Africa National Youth Orchestra, Cairo Conservatory of Music Orchestra dan Anton-Rubinstein-Orchestra dari St. Petersburg. Tahun ini yang menjadi tamu selama sepekan di Bonn adalah orkestra dari sekolah tinggi musik National Academy of Musik di Hanoi, Vietnam.

Musisi Muda Vietnam di Bonn

Ludwig van Beethoven
Ludwig van BeethovenFoto: dpa

Mereka menunjukkan kehandalan mereka untuk pertama kalinya di Bonn dalam konser Minggu malam (27/09), dengan memainkan antara lain Simfoni no. 7 karya Ludwig van Beethoven (1770-1827), dan dua karya komponis Vietnam, Dô Hông Quân (*1956) dan Trân Manh Hùng (*1973). Simfoni no. 7 dimainkan dengan meyakinkan dan energis oleh orkestra yang sebagian besar anggotanya perempuan, seperti halnya jika ditampilkan orkestra profesional.

Dua karya komponis Vietnam yang dimainkan terdengar berbeda dari harmoni-harmoni Barat dalam karya Beethoven. Di sinilah letak keindahan komposisi yang termasuk jenis musik klasik tersebut. Elemen-elemen musik Asia bisa ditemukan dan berpadu dengan serasi bersama bentuk orkestra yang khas Barat. Orkestra dari Vietnam ini dipimpin seorang dirigen perempuan asal Perancis, Claire Levacher.

Memperdalam Ilmu

Beethovenfest Peter Gülke
Peter GülkeFoto: Beethovenfest/Privat

Rabu malam (30/10) orkestra sama kembali tampil di bawah pimpinan dirigen dan pakar musik Jerman, Peter Gülke. Dirigen yang juga menjadi pengajar musik ini telah mulai melatih orkestra tersebut di Hanoi. Dan di Jerman mereka memperdalam ilmu kembali bersama Peter Gülke, dalam apa yang disebut Campus-Werkstatt (bengkel kampus). Karya-karya yang dilatih dan dipagelarkan adalah sebuah karya Ludwig van Beethoven, yaitu musik untuk bagian pembukaan balet karya Salvatore Viganòs, Die Geschöpfe des Prometheus.

Permainan sebuah komposisi karya Max Bruch (1838-1920) untuk biola dan orkestra no. 1 didukung oleh permainan biola solo oleh musisi muda Vietnam, Bùi Công Duy. Di bagian kedua dimainkan karya komponis Jerman yang termasuk jaman Romantik, Robert Schumann (1810-1856) yaitu Simfoni no. 4 dalam tangga nada D minor. Di antara setiap komposisi, Peter Gülke memberikan penjelasan kepada penonton tentang latar belakang penciptaan karya yang akan dimainkan, dan memberikan informasi tentang penciptanya

Bùi Công Duy yang berusia 28 tahun memulai studinya di bidang musik di sekolah tinggi musik di Ho-Chi-Minh-City. Ia juga pernah berkuliah di Novosibirsk dan Moskow, Rusia. Sekarang ia mengajar di Vietnam National Academy of Music. Karya Max Bruh dimainkannya dengan indah. Hal sama juga dapat dikatakan dari musisi-musisi orkestra muda tersebut. Dalam hal ini intensitas pendidikan musik di Vietnam tampak nyata.

Saling Memperkaya Pengalaman

Beethovenfest Campuskonzert 2
Foto: Barbara Frommann / Beethovenfest

Peter Gülke juga terkesan. Ia berkata, baginya selalu menarik memainkan musik dengan orang-orang yang untuk pertama kalinya berurusan dengan musik klasik. Sementara untuk dirinya sendiri, musik tersebut sudah dikenal. Pengalaman ini punya dimensi berbeda. Orang-orang muda datang dari negara yang jauh dari Eropa, dan mempunyai tradisi dan latar belakang sejarah yang juga berbeda. Ia memang berusaha mengajarkan musik klasik kepada mereka. Tetapi ia juga menjadi orang yang berusaha menemukan jalan baru, yang pasti dicari murid-murid yang berasal dari kebudayaan lain.

Ketika berada di Hanoi, Peter Gülke juga memperhatikan situasi di mana para musisi muda itu harus belajar. "Ketika saya berada di Hanoi 14 hari lalu, suhunya sampai 36°. Kelembaban udara sangat tinggi. Ini berarti instrumen-instrumen mereka memuai dan sering basah. Usaha untuk menyesuaikan diri dengan bahan yang digunakan untuk membuat instrumen tentu memegang peranan penting.“

Memperkaya Wawasan

Beethoven Bonn
Patung Beethoven di lapangan Münsterplatz di pusat kota Bonn.Foto: DW/Mouchtar

Sekarang, di Bonn pada akhir musim panas, situasinya sudah sangat mendukung para musisi muda. Mereka bekerja dengan penuh konsentrasi, dan mempunyai cukup waktu untuk melihat-lihat Bonn. Untuk itu keluarga tempat mereka tinggal sangat membantu. Ngoc Vuong yang memainkan alat tiup horn bercerita, keluarga tempatnya tinggal sangat ramah. Mereka sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menjelaskan kepadanya makanan Eropa, juga kebudayaan dan gaya hidupnya. Ia merasa mendapat pengalaman berharga.

Dalam kerjasama dengan dirigen Peter Gülke ia juga belajar banyak. Ia berkata, "Peter Gülke sangat profesional. Ia mengarahkan dengan baik dan saya senang caranya menghadapi orkestra. Saya senang bekerja bersamanya. Saya belajar banyak dan dapat semakin profesional. Ia menunjukkan, bagaimana caranya menjadi musisi profesional.“

Mereka sebenarnya sekarangpun bisa dibilang sudah profesional. Setelah konser yang sukses di Bonn, mereka meninggalkan Beethovenfest dan bertolak ke Berlin. Di ibukota Jerman mereka akan kembali memainkan karya Beethoven.

Gudrun Stegen / Marjory Linardy