1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Kirim Pesawat Pengintai Tak Berawak ke Libya

22 April 2011

Amerika Serikat mengirimkan pesawat pengintai tak berawak ke Libya. Pesawat yang tdipersenjatai lengkap itu terutama ditugaskan untuk melindungi warga sipil. Kendati begitu Washington menolak terlibat lebih jauh

https://p.dw.com/p/112Ro
Pesawat pengintai ASFoto: picture alliance/dpa

Amerika Serikat mengerahkan pesawat tempur tak berawak ke Libya untuk menyerang pasukan Muammar Gaddafi. Presiden AS Barack Obama telah memberikan persetujuannya. Demikian jelas Menteri Pertahanan AS Robert Gates Kamis lalu (21/4).

Pesawat tidak berawak yang telah digunakan untuk menyerang pemberontak di perbatasan Pakistan dengan Afghanistan itu akan memungkinkan bagi serangan tepat terhadap pasukan Gaddafi.

"Dari Afghanistan dua pesawat tak berawak itu telah menuju ke Libya Kamis lalu, namun karena cuaca buruk pesawat itu harus kembali," tutur wakil panglima Angkatan Bersenjata AS James Cartwright.

Opsi Terbaik untuk Medan Tempur Libya

"Dua pesawat tempur tak berawak itu memang tersedia bila diperlukan oleh NATO dan keduanya dapat diterbangkan di udara selama 24 jam,“ kata Gates. Namun kesediaan AS mengirimkan dua pesawat tak berawaknya ke Libya, tidak serta merta berarti AS akan terlibat lebih jauh di Libya. "Saya pikir, dari pihak kami bantuan ini sangat kecil, namun dengan bantuan ini NATO mendapat kemampuan tambahan. Meskipun kami hanya dapat memberikan bantuan sederhana, tentu tetap akan kami lakukan."

19 Maret lalu ketika aksi militer udara di Libya mulai dilancarkan, bersama Perancis dan Inggris, AS ikut memimpin pertempuran melumpuhkan pertahanan udara Libya. Awal April AS menarik diri dari medan perang di Libya dan posisinya diambil alih oleh mitra lainnya di NATO.

James Cartwright mengatakan, kedua pesawat tak berawak itu dapat terbang lebih rendah daripada pesawat tempur biasa dan lebih cocok untuk daerah terpencil karena memiliki kemampuan yang lebih peka dalam mencari sasaran lawannya. Khususnya untuk menyerang pasukan Gaddafi, bila mereka mendekati atau menyerang lokasi dekat dengan wilayah sipil.

Keterlibatan AS Terbatas

Belakangan ini tentara Gaddafi sering menggunakan kendaraan sipil dan menyamar pangkalan mereka, sehingga sulit sekali untuk mendeteksi target serangan dari udara. "Sulit membedakan antara musuh dan kawan," tambah Cartwright.

Pemerintah AS tetap pada pendiriannya untuk tidak terlibat lebih jauh di Libya. Rabu lalu (20/04) Presiden Obama menekankan bahwa tentaranya tidak akan menginjakkan kaki di tanah Libya.

AS tidak ada rencana untuk meningkatkan kehadirannya di Libya. Kapasitas militer AS sudah terkuras habis. Ratusan ribu tentara AS tersebar di Afghanistan, Irak dan Jepang yang mengalami bencana gempa bumi dan tsunami.

Dalam kunjungannya ke ibukota Moskow, Rusia, Kamis lalu (21/04), Sekjen PBB Ban Ki-moon kembali menuntut dari pemerintah Libya untuk segera menghentikan perang dan membunuh orang. PBB akan mengupayakan gencatan senjata agar bantuan kemanusiaan dapat disalurkan sekaligus diperluas. Dengan demikian arus pengungsi juga dapat dihentikan. Menurut keterangan PBB, sekitar setengah juta warga mengungsi keluar dari Libya.

AN/LS/ts