1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO Ingin Menstabilkan Afghanistan secara Permanen

6 Desember 2012

Akhir tahun 2014, pasukan tempur internasional menarik diri dari Afghanistan. NATO akan terus berkomitmen, meski para menteri luar negeri NATO masih meninggalkan banyak pertanyaan.

https://p.dw.com/p/16wnU
Foto: picture-alliance/dpa

Rabu (05/12/12), para menteri luar negeri negara anggota NATO bertemu di Brussel, Belgia, untuk membicarakan masa depan Afghanistan setelah pasukan internasional di tarik akhir 2014. Jerman memperingatkan kemungkinan terjadinya kekacauan setelah pasukan ditarik.

Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle menekankan, penyerahan tanggung jawab keamanan kepada Afghanistan pada tahun 2014 harus berjalan dengan sukses. “Kami tidak ingin Afghanistan kembali terjerumus pada kekacauan, dalam kekosongan kekuasaan, di mana teroris dan terorisme dapat berkembang. Oleh karenanya NATO akan tetap mendukung Afghanistan, juga setelah tahun 2014,“ dikatakan Westerwelle.

Dengan 4.300 serdadu Bundeswehr, kontingen pasukan Jerman merupakan yang ke tiga terbesar di Afghanistan. Pasukan internasional pimpinan NATO di Afghanistan turut bertempur melawan pemberontakan sejak Amerika Serikat memimpin invasi di Afghanistan pada tahun 2001 untuk menggulingkan rezim Taliban.

Masalah Korupsi

Bagaimanpun, Sektretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen merasa puas dengan misi di Afghansitan. “Misi kami di Afghanistan terus membuat kemajuan,“ dikatakan Rasmussen. Ia menambahkan, Afganistan bisa mengandalkan akan mendapatkan bantuan keuangan dan pelatihan bagi pasukan keamanan, juga setelah penarikan pasukan internasional pada akhir 2014.

Pada saat yang sama, Rasmussen mendesak Afghanistan untuk mengatasi masalah korupsi, yang dikatakannya juga dapat menimbulkan risiko keamanan di Afghanistan. ”Korupsi adalah mencuri dari rakyat, itu kejahatan. Ini harus benar-benar diperangi,“ diakatan Rasmussne. “Juga terdapat aspek keamanan, karena perdamaian jangka panjang dan stabilitas sangat tergantung pada kepercayaan dan keyakinan antara rakyat dan pemerintah Afghanistan.“ Menurut indeks persepsi korupsi tahunan yang dipublikasian Transparency Internasional, hari Rabu (05/12/12), Afghanistan berada di urutan bawah.

Menunggu Dana

Pertanyaan kunci, seperti dana untuk meneruskan program pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan masih belum terjawab. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengatakan kepada mitranya di NATO, “Penting bagi setiap negara untuk menindaklanjuti komitmen mereka. Dan negara yang belum berkomitmen untuk memberikan dana, diharapkan melakukannya.“

Negara-negara donor telah berjanji untuk mengucurkan 4,1 triliun AS Dollar untuk mendukung pasukan Afghanistan dari tahun 2015 sampai 2017. Namun akibat krisis keuangan yang melanda Eropa, timbul kekhawatiran bahwa beberapa negara tidak akan mampu memenuhi janji mereka.

Duta Besar Serbia bagi NATO Tewas

Konferensi NATO di Brussel dibayangi oleh sebuah kejadian tragis, yang tampaknya tidak ada hubungan langsung dengan pertemuan NATO. Selasa malam (04/12/12), duta besar Serbia bagi NATO, Branislav Milinkovic, tewas akibat terjatuh dari gedung parkir di Bandara Brussel. Menurut keterangan Serbia, Milinkovic tewas bunuh diri. Ia tiba-tiba jatuh saat bersama delegasi Serbia menunggu perwakilan Departemen Luar Negeri Serbia. Sejauh ini, belum terdapat laporan rinci mengenai insiden ini.

Para pemimpin NATO menyebut Milinkovic sebagai “diplomat brilian“. Sampai sekarang Serbia bukan merupakan anggota NATO. Namun dalam kerangka “Kemitraan untuk Perdamaian”, Serbia memiliki perwakilan di pakta ini sejak tahun 2010.

yf/rn (dpa/afp/ap9