1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Nasib 115 Murid Sekolah Yang Diculik Belum Jelas

18 April 2014

115 murid perempuan yang diculik oleh militan Islam Boko Haram masih belum jelas kabarnya hingga ini. Militer Nigeria dituding tidak serius memburu para penculik. Sementara keluarga mulai kehabisan harapan.

https://p.dw.com/p/1Bkfq
Sebuah sekolah di NigeriaFoto: AFP/Getty Images

Nestapa di Nigeria belum tuntas. Kepala sekolah menampik laporan militer bahwa sebagian besar murid perempuan yang diculik oleh kelompok ekstremis Islam telah diselamatkan. Hingga kini orang tua murid masih berupaya menemukan 115 anak-anak yang disandera.

Jurubicara Kementrian Pertahanan, Chris Olukolade, sebelumnya mengklaim semua murid perempuan, kecuali delapan orang, yang diculik dari sebuah sekolah menengah perempuan di Chibok awal pekan silam telah selamat.

Namun sang kepala sekolah menepis, "laporan militer tidak benar," kata Asabe Kwambura di Lagos. Ia sebaliknya membenarkan pernyataan pemerintah bahwa cuma 14 murid perempuan yang berhasil melarikan diri.

Serangan Boko Haram

Penculikan massal, Senin silam (14/4), memicu kecaman dunia internasional dan terjadi cuma beberapa jam setelah serangan mematikan di ibukota Abuya, di mana sebuah bom membunuh sedikitnya 75 orang. Organisasi teror Boko Haram mengklaim sebagai dalang di balik kedua serangan.

Sejak 2009 Boko Haram yang berambisi mendirikan negara Islam di utara Nigeria telah bertanggungjawab atas kematian ribuan orang. Organisasi militan itu mengharamkan model pendidikan modern dan berulangkali menyerang sekolah-sekolah serta universitas. Namun belum pernah sebelumnya organisasi ini membidik murid perempuan.

Keluarga korban sempat membanjiri rumah kepala suku di Chibok, Kamis (17/4) untuk menuntut kejelasan terkait laporan pembebasan yang dihembuskan oleh militer. Sebagian lain mencoba menyisir wilayah terpencil di untuk mencari murid yang kemungkinan melarikan diri.

Keluarga Korban Kehabisan Harapan

"Beberapa bahkan menyisir semak-semak," kata kepala sekolah, Kwambura, seraya menambahkan, keluarga korban mengumpulkan uang untuk membeli besin agar bisa membantu upaya pencarian. "Militer yang seharusnya mencari anak-anak kami, malah menyebarkan kabar bohong. Itu menunjukkan mereka tidak berniat menyelamatkan anak-anak kami," kata Lawan Zanna, salah seorang orangtua korban.

"Ini adalah bentuk terendah penghinaan," imbuhnya. "Perasaan bahwa militer sedang memburu penculik, tetap menghidupkan harapan di antara orangtua," tutur salah seorang penduduk Chibok yang enggan disebutkan namanya.

Sebaliknya laporan palsu bahwa sebagian besar bocah sudah diselamatkan, "menghancurkan harapan itu," tambahnya. Pemerintah Nigeria menawarkan uang sebesar 50 juta Naira, atau sekitar 3,4 miliar Rupiah untuk setiap informasi berharga yang mengarah kepada para penculik.

rzn/ap (rtr,ap)