1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Muslim Jerman Tolak ISIS

Klaus Jansen17 September 2014

Organisasi-organisasi muslim di Jerman menggelar aksi menentang penyalahgunaan Islam. Mereka menolak khotbah kebencian, ekstrimisme dan fanatisme dengan motto: Melawan Kebencian dan Ketidakadilan.

https://p.dw.com/p/1DDpJ
Foto: Picture-Alliance/ZB

Empat organisasi muslim terbesar di Jerman menggalang aksi menolak kebencian, mempromosikan toleransi dan perdamaian. Aksi tersebut melibatkan lebih dari 2000 masjid di Jerman.

Aksi dengan motto "Melawan Kebencian dan Ketidakadilan" akan digelar hari Jumat, 19 September 2014. Masjid-masjid akan membuka pintunya untuk masyarakat umum dan menggelar berbagai acara temu masyarakat.

Delapan masjid terbesar di Jerman akan menggelar diskusi terbuka dengan wakil-wakil masyarakat dan politik. Di Hannover akan hadir antara lain Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere, dan di Berlin Walikota Klaus Wowereit.

Tema utama dalam sholat Jumat pada hari itu adalah perdamaian dan menolak kebencian.

Jangan berdiam diri

"Pada hari ini kami warga muslim ingin unjuk diri dan memberi sinyal tegas, apa yang sebenarnya menjadi nilai-nilai Islam. Nilai-nilai dan keyakinan kami tidak boleh disalahgunakan untuk membawa penderitaan kepada orang lain", kata Zekeriye Altug, wakil Ditib, salah satu organisasi muslim terbesar di Jerman.

Aiman A Mazyek dari Dewan Pusat Muslim mengatakan: "Kita tidak mau berdiam diri, jika nama Islam disalahgunakan oleh para penjahat dan teroris". Ia menunjuk pada tindakan-tindakan kejam yang dilakukan teroris ISIS di Irak dan Suriah.

Mazyek menambahkan, warga muslim "harus menegaskan, bahwa teroris dan pembunuh tidak bertindak sesuai dengan Islam, bahkan menginjak-injak Islam. Mereka tidak punya tempat dalam Islam".

Bendung ekstrimisme

Organisasi-organisasi muslim di Jerman juga menyatakan kekhawatiran dengan meluasnya ekstrimisme dan makin banyaknya relawan yang bergabung dengan ISIS.

"Setiap remaja yang hilang ini merupakan kehilangan bagi seluruh masyarakat", kata Zekeriye Altug. Banyak remaja yang terseret propaganda kelompok ekstrim sebenarnya menghadapi masalah sosial, tambahnya.

Komunitas masjid tidak punya kapasitas yang cukup untuk membantu para remaja dan mencegah tersebarnya propraganda kelompok-kelompok ekstrim, terutama lewat internet dan jaringan sosial. Organisasi muslim meminta bantuan pemerintah Jerman untuk melancarkan program-program membendung radikalisme dan ekstrimisme, tidak hanya di kalangan masjid.