1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Moskow Rayakan Kembalinya Krimea

19 Maret 2014

Ribuan orang di Moskow merayakan Vladimir Putin yang dianggap berjasa membawa kembali Krimea. Amerika Serikat dan Uni Eropa membahas sanksi lanjutan terhadap Rusia.

https://p.dw.com/p/1BSEM
Foto: Reuters

Sekitar 120.000 orang berkumpul di Lapangan Merah di Moskow hari Selasa malam (18/03) untuk merayakan penggabungan kembali kawasan Krimea. Acara itu diramaikan dengan konser musik. Sekalipun menghadapi protes keras, Presiden Putin menandatangani dekrit penerimaan Krimea ke dalam Federasi Rusia.

Hari Rabu (19/03) parlemen Rusia Duma menerima delegasi dari Krimea dan membahas ratifikasi perjanjian penggabungan.

"Kami akan bekerja keras agar bisa meratifikasi perjanjian ini hari Jumat", kata wakil ketua Duma, Sergei Zheleznyak ketika menerima delegasi Krimea.

Wakil-wakil dari Krimea disambut di Duma seperti pahlawan, dengan ruangan dipenuhi karangan bunga dan dihias warna kuning oranye, simbol kebanggaan militer Rusia.

Amerika dan Eropa bahas sanksi lanjutan

Amerika Serikat, Uni Eropa dan Ukraina mengecam aneksasi Krimea dan menyatakan tidak akan mengakui langkah itu. Presiden Barack Obama melakukan pembicaraan telepon dengan Kanselir Jerman Angela Merkel untuk menyiapkan pertemuan G-7 yang akan dilaksanakan di Den Haag minggu depan.

Sekretaris Jendral NATO Anders Fogh Rasmussen menyebut langkah Rusia sebagai "perkembangan berbahaya". Laporan-laporan tentang adanya insiden penembakan di Krimea yang melibatkan pasukan bersenjata dan militer Ukraina "sangat meresahkan".

Seorang serdadu Ukraina dilaporkan tewas tertembak ketika kelompok bersenjata menyerbu markas militer mereka di Simferopol. Penyerbuan juga dilaporkan terjadi pada sebuah markas angkatan laut Ukraina di Sevastopol.

Reaksi berbagai negara

Jerman

"Apa yang disebut referendum di Ukraina melanggar hukum internasional, deklarasi kemerdekaan yang diterima oleh Presiden Rusia, menurut pendapat kami, juga melanggar hukum internasional." - Kanselir Jerman Angela Merkel

PBB

Sekjen PBB Ban Ki Moon mengikuti "dengan penuh keprihatinan pelaksanaan referendum di Krimea dan aneksasi kawasan itu". Sekjen PBB "mendesak semua pihak untuk melakukan dialog konstruktif" demi penyelesaikan krisis ini. – Jurubicara Ban Ki Moon, Stephane Dujaric

Ukraina

"Rusia memainkan permainan kotor menganeksasi Krimea. Perang Dunia II dimulai oleh aneksasi Jerman terhadap negara lain. Sekarang Putin mengikuti jejak fasisme dari abad 20." - Presiden interim Oleksande Turchynov

Inggris

"Sangat disesalkan mendengar bahwa Presiden Putin memilih jalan isolasi." - Menlu William Hague.

Jepang

"(Tindakan Rusia) melanggar kesatuan, kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina, dan kami mengutuknya. Negara kami tidak bisa menerima sebuah upaya untuk mengubah status quo melalui kekuatan (militer)." - PM Jepang Shinzo Abe.

India

Perdana Menteri India menelepon Presiden Putin dan "menyampaikan harapan bahwa semua pihak bisa menahan diri dan bekerjasama secara konstruktif untuk mencari penyelesaian politik dan diplomatik, yang bisa memenuhi kepentingan legitim dari negara-negara di kawasan, serta menjamin perdamaian dan stabilitas di Eropa dan bagian dunia lainnya."

hp/ab (rtr, afp, dpa)