1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Misteri Terbesar Sejarah Penerbangan Modern

13 Maret 2014

Para penyelidik Amerika percaya bahwa pesawat penumpang asal Malaysia yang hilang itu telah terbang menempuh jarak lebih jauh dari tujuan sebenarnya.

https://p.dw.com/p/1BOxe
Foto: imago/Rüdiger Wölk

Jika laporan The Wall Street Journal hari Kamis (13/3) itu terkonfirmasi, maka itu akan secara dramatis membalik seluruh cerita mengenai menghilangnya pesawat, yang saat ini tercatat sebagai misteri terbesar dalam sejarah penerbangan modern.

Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 yang membawa 239 penumpang, hari Sabtu lalu, menghilang dari radar kurang dari sejam setelah lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing.

The Wall Street Journal mengatakan, para penyelidik penerbangan AS dan para pejabat keamanan nasional percaya bahwa pesawat itu telah melakukan penerbangan total selama lima jam. Hal ini didasarkan pada data yang secara otomatis diunduh dan diunggah ke darat oleh mesin Boeing 777, yang merupakan bagian dari program pengawasan standar.

Dugaaan ini menimbulkan kemungkinan bahwa pesawat itu bisa jadi telah terbang 3.500 kilometer melebih jarak yang seharusnya ditempuh, yang diperkirakan bisa mencapai Pakistan, mengarah di Samudera Hinda atau Mongol, kata harian tersebut.

Seorang pejabat senior Malaysia telah membantah laporan itu dan menyebut tidak ada data seperti itu, sementara pejabat lainnya mengatakan bahwa dia tidak menyadari (adanya sistem otomatis di pesawat tersebut). Juru bicara pabrik mesin Rolls-Royce yang memproduksi pesawat tersebut tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar.

Malaysia Airlines sebelumnya mengatakan bahwa mesin Trent Rolls-Royce berhenti mengirimkan sinyal pemantauan saat pesawat itu menghilang tanpa kontak.

Malaysia yang tidak kompeten

Seiring rasa frustasi atas kegagalan menemukan jejak pesawat itu, Cina menambah tekanan kepada Malaysia agar meningkatkan koordinasi dalam proses pencarian. Sekitar dua pertiga penumpang yang ada di pesawat adalah warga Negara Cina.

Perdana Menteri Li Keqiang, dalam konferensi pers di Beijing menuntut agar “pihak terkait” meningkatkan koordinasi, sementara kepala badan penerbangan Cina mengatakan dia menginginkan arus informasi yang lebih “lancar” dari Malaysia, yang telah mendapat kritik pedas terkait ketidakmampuan mereka dalam menangani krisis ini.

Dalam pencarian hari keenam, pesawat-pesawat Malaysia dan Vietnam menyapu wilayah lautan, di mana satelit Cina sebelumnya menangkap gambar yang diduga adalah puing-puing, namun sejauh ini tidak ada tanda bahwa itu adalah pecahan pesawat yang hilang.

Pesawat-pesawat berulangkali mengelilingi wilayah di Laut Cina Selatan namun tidak bisa mendeteksi keberadaan benda tersebut.

Laporan satelit Cina itu menambah kesimpangsiuran informasi mengenai kemungkinan keberadaan pesawat, yang semakin membingungkan tim pencari dari berbagai negara yang hingga kini telah menyisir sekitar 93.000 kilometer persegi wilayah yang diduga sebagai tempat jatuhnya Boeing 777 tersebut.

Rabu lalu misalnya, kepala angkatan udara Malaysia mengatakan bahwa radar militer telah mendeteksi apa yang bisa jadi adalah jet yang hilang tersebut di wilayah Phuket, Thailand.

Pernyataan ini kemudian disusul berbagai pernyataan membingungkan lainnya mengenai arah terbang pesawat, yang membuat pihak berwenang semakin tak pasti, bahkan dalam soal ke wilayah laut mana mereka harus mencari.

ab/hp (rtr,afp,ap)