1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

MH370 Sangat Mungkin Terbang Autopilot

26 Juni 2014

Malaysia Airlines MH370 hampir pasti terbang secara autopilot ketika kehabisan bahan bakar dan jatuh, demikian pernyataan pejabat Australia ketika mengumumkan bahwa lokasi pencarian kembali diubah.

https://p.dw.com/p/1CQY7
Foto: MOHD RASFAN/AFP/Getty Images

Para penyelidik selama ini bergulat dengan misteri Boeing 777 yang hilang pada 8 Maret dengan membawa 239 penumpang dan kru, dengan berbulan-bulan menjelajahi Samudera Hindia tanpa hasil.

Sekelompok pakar telah mengkaji semua informasi yang ada dan Wakil Perdana Menteri Australia Warren Truss mengatakan bahwa kini ”sangat, sangat mungkin bahwa pesawat itu terbang secara autopilot” ketika jatuh.

“Kalau tidak maka ia tidak akan melewati jalur yang diidentifikasi melalui pengamatan satelit,” kata dia kepada para wartawan.

Martin Dolan, anggota komisi Biro Keselamatan Transportasi Australia, yang memimpin pencarian sepakat.

”Pasti dari jalurnya yang melewati Samudera Hindia kami yakin bahwa pesawat itu beroperasi secara autopilot sampai kehabisan bahan bakar,” kata dia.

Ia mengatakan bahwa para ahli menilai pesawat itu terbang dalam garis lurus, menurut pertukaran “kontak“ elektronik yang secara periodik dilakukan dengan satelit.

“Jika anda melihat laporan rinci kami, anda akan melihat ada tujuh arah panah yang kami cari dan kami mengatakan bahwa semua jalur itu adalah sebuah garis lurus,” kata dia.

Pesawat itu terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing ketika diketahui berbelok dan lenyap, mengejutkan dunia dan menghancurkan perasaan para kerabat penumpang yang ada di dalam pesawat, yang masih tidak tahu apa yang terjadi dengan orang yang mereka cintai.

Tak ada jejak yang ditemukan meski upaya pencarian besar-besaran yang dipimpin Australia dilakukan hingga ke dasar Samudera Hindia, di mana pesawat Malaysia itu dipercaya telah jatuh.

Berbagai teori berkembang tentang apa yang terjadi termasuk pembajakan, aksi ceroboh pilot hingga kegagalan teknis.

Pencarian baru

Kajian atas data kini mengidentifikasi sebuah area baru, yang meliputi 60.000 kilometer persegi di sebelah selatan Samudera Hindia, di mana pencarian bawah laut akan dimulai pada Agustus mendatang dan akan berlangsung selama setahun.

“Para ahli telah menganalisis informasi komunikasi satelit – informasi yang awalnya tak benar-benar ditujukan untuk punya kemampuan melacak sebuah pesawat – dan membuat kalkulasi yang sangat kompleks,“ kata Truss.

“Wilayah prioritas baru itu masih fokus pada anak panah ke tujuh di mana pesawat terakhir kali berkomunikasi dengan satelit.

“Kami sekarang mengalihkan perhatian kami ke sebuah wilayah jauh lebih ke selatan di sepanjang anak panah yang didasarkan atas kalkulasi ini.“

ab/hp (afp,ap,rtr)