1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Smart Factory

Rolf Wenkel13 Januari 2014

Dunia mesin yang bagus dan baru. Jaringan instalasi produksi dan hasilnya menyulut revolusi industri berikutnya. Namanya Industrie 4.0 atau Smart Factory.

https://p.dw.com/p/1AomH
Neues Porsche-Werk in Leipzig
Foto: picture-alliance/dpa

Di banyak perusahaan industri Jerman, topik "Smart Factory" sudah jadi bagian penting strategi. Itulah hasil studi perusahaan yang menawarkan riset, Wirtschaftsdienstleisters PricewaterhouseCoopers (PwC). Tapi pada prakteknya baru satu dari lima perusahaan mengontrol proses produksi lewat sistem teknologi informasi, meskipun hampir separuhnya merencanakan penggunaan Smart Factory. Itu dijelaskan Michael Rasch dari PwC. Hasil studi yang juga menarik, fase realisasi Smart Factory kurang dari setahun.

"Smart Anything"

Smart anything maksudnya: penghubungan semua dengan segalanya. Dalam industri Jerman, tren teknologi besar ini sudah tiba, tetapi baru pada kalangan terbatas. Tetapi yang jelas, di mana sistem ini sudah digunakan, otomatisasi jadi semakin baik.

"Yang mengejutkan bagi kami, kenaikan keuntungan tidak menjadi keberhasilan penting yang disebut pengguna Smart Factory, melainkan fleksibilitas yang makin besar dan kualitas produksi yang semakin baik," kata Rasch.

Deutschland Containerverladung Hamburg
Kontainer yang bertumpuk-tumpuk di pelabuhan HamburgFoto: picture-alliance/dpa

Perkembangan ini juga dipantau Siegfried Russwurm, kepala bidang industri pada perusahaan Siemens. Di pabrik elektronik Siemens, produktivitas beberapa tahun terakhir bisa dinaikkan berlipat ganda lewat penghubungan antara model produk digital dan proses produksi, papar Russwurm. Di samping itu, teknologi baru menyebabkan kuota kesalahan dalam produksi hanya 12 per satu juta produk. Demikian ditambahkan Russwurm. Itulah hasil produksi yang nyata di pabrik.

Aspek penting lain cara produksi baru ini adalah, waktu antara pengembangan produk baru dan penyediaannya bagi klien bisa dipersingkat drastis. Russwurm menegaskan, metode ini bisa mempersingkat waktu sampai 50%.

Investasi Bermanfaat

Untuk jangka panjang ini juga berefek baik bagi efisiensi biaya. Investasi penting bagi pengembangan mesin-mesin cerdas jelas berguna. Memang biaya investasi di bidang ini belum kembali sepenuhnya, tetapi dalam waktu dekat. Demikian dipaparkan Jan Michels dari perusahaan Weidmüller, yang bergerak di bidang "industrial connectivity".

Keberhasilan proyek yang menggunakan teknlologi Industrie 4.0 juga dinyatakan T-Systems, anak perusahaan telekomunikasi Jerman Deutschen Telekom. Misalnya dalam pengarahan logistik di pelabuhan Hamburg. Di sana, lalu lintas barang begitu baiknya dengan manajemen yang didukung teknologi informasi, sehingga di bidng tertentu biaya menurun sekitar 10%. Namun demikian, memang kekurangan masih ada, misalnya dalam masalah perlindungan data dan penyamaan standar antara Industrie 4.0 dan industri klasik.

Fabrikschornsteine
Foto: picture-alliance/chromorange

Jerman Memimpin

Dengan Industrie 4.0 Jerman masih kalah dalam perbandingan internasional. Itu juga hasil jajak pendapat yang diadakan PricewaterhouseCoopers. Tetapi manajer papan atas seperti Siegfried Russwurm tidak sependapat. Manajer Siemens percaya, Jerman bahkan unggul dalam dua hal. Pertama sebagai penawar jasa, yaitu sebagai pemimpin pasar dalam hal teknologi produksi. Tetapi juga sebagai pengguna teknologi baru ini. Russwurm mengatakan, di Jerman ada banyak apa yang disebutnya "pabrik pilot", yang banyak didatangi peminat dari banyak negara.

Sebagai bukti lain, Russwurm menyebut kenyataan, bahwa ia baru-baru ini diundang akademi insinyur Cina untuk memberikan ceramah tentang Industrie 4.0 di Beijing. "Karena industri Jerman dan institut ilmu yang mengadakan penelitian dianggap pantutan di Cina." Russwurm yakin akan hal itu.