1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

"Mereka tunjukkan, kenapa mereka adalah yang terbaik"

Rizki Nugraha3 Oktober 2013

JIka ada pertanyaan, apa yang bisa dilakukan Pep Guardiola untuk mengubah FC Bayern , jawabannya muncul ketika Thomas Müller, Franck Ribery dan Arjen Robben mengobrak-abrik pertahanan Manchester City di Liga Champions

https://p.dw.com/p/19tIU
Foto: Reuters

Di situlah, selama 75 menit dominasi tanpa henti oleh Bayern München, setelah nyaris 20 peluang yang mengancam gawang Joe Hart, Manchester City mengakui perbedaan kualitas permainan yang terlalu nyata untuk diabaikan.

Melawan sebuah skuad yang diisi oleh nama-nama layaknya Franck Ribery, Arjen Robben dan Thomas Müller, ditambah Bastian Schweinsteiger dan Toni Kroos, adalah ujian terbesar buat City yang musim ini bertekad merambah Eropa.

Setelah menghabiskan 100 juta Poundsteerling untuk pemain baru dan pelatih yang selalu sukses membawa tim-tim kecil seperi Villareal dan Malaga berlaga di Eropa, klub ini sebenarnya terlalu besar untuk mendapat tamparan dari Bayern.

Pertaruhan Guardiola

Tapi kegagalan Manchester City memutar nasib di Eropa usai musim-musim yang memalukan sebelumnya tidak lagi serta merta menjadi kesalahan seorang Manuel Pellegrini, melainkan kegemilangan pasukan Pep Guardiola. "Mereka tunjukkan, kenapa mereka adalah yang terbaik," kata Micah Richards.

Pelatih asal Catalan tersebut sempat ramai dikritik lantaran keberaniannya merombak skuad Bayern. Phillip Lahm yang seumur hidupnya bermain di sayap, misalnya digeser menjadi jendral pertahanan di lini tengah. Permainan apiknya ketika meredam Yaya Toure, Jesus Navas dan Kun Aguero adalah pertaruhan manis Guardiola.

UEFA Champions League Manchester City - Bayern München
Kiper Manchester City, Joe Hart.Foto: Reuters

Bayern mendominasi laga di Manchester dengan 66% penguasaan bola dan 86% akurasi umpan. "Permainan kami nyaris sempurna," kata kiper Manuel Neuer. Bahkan seorang Uli Hoeness yang belakangan kewalahan menghadapi skandal penggelapan pajak, tak bisa menahan diri untuk berkoar, "Apa yang ditampilkan para pemain malam ini, di depan publik asing, adalah permainan yang jarang saya lihat seumur hidup."

Kartu Merah jelang akhir

Perkara terbesar dengan tim ini, tulis Barney Ronay untuk Guardian, adalah bahwa Bayern tidak cuma berusaha mencetak gol lebih banyak, tetapi juga merajai lapangan tengah. Manchester City, katanya, tidak cuma kalah, melainkan benar-benar dibuat bertekuk lutut

Kendati begitu kemenangan Bayern bukan tanpa cacat. Kartu merah yang diterima Boateng di menit-menit terakhir, serta beberapa peluang emas yang jika ditambah sedikit keberuntungan, bisa mengubah keadaan, masih menjadi pekerjaan rumah buat Guardiola.

"Pertama kami tidak ingin kebobolan, sesuatu yang akhirnya tidak terjadi. Kedua adalah kartu merah yang tidak seharusnya terjadi," kata Jerome Boateng yang akan absen untuk dua pertandingan. "Buat kami tidak ada kesempurnaan," kata-katanya itu seakan ucapan janji untuk tampil lebih baik pada laga-laga selanjutnya.