1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mercedes Terdepan, Red Bull Tergelincir

21 April 2014

Dominasi Mercedes di Formula 1 belum tuntas. Lewis Hamilton dan Nico Rosberg kembali finish di urutan satu dan dua pada GP China. Ketika Ferrari membaik, Red Bull justru kembali tergelincir.

https://p.dw.com/p/1BlYj
Lewis Hamilton dilatari Sebastian Vettel (ka.)Foto: Reuters

Akan ada terlalu banyak faktor yang terlibat untuk tidak menjagokan Lewis Hamilton musim ini. Pembalap Inggris itu lagi-lagi memandu balapan dari posisi terdepan di sirkuit Shanghai International. Dari start hingga garis finish, Hamilton yang tidak diragukan membesut jet tercepat musim ini, tidak tergoyahkan.

Sebaliknya buat rekan setimnya, Nico Rosberg, GP China menjadi pertarungan tanpa henti. Mengawali balapan dari posisi tengah, pembalap Jerman itu merangkak ke depan. Namun sebelum finish di urutan kedua, ia harus bertarung menghadapi Nico Hülkenberg, Sebastian Vettel. Daniel Ricciardo dan Fernando Alonso.

"Saya mengalami beberapa masalah," tutur Rosberg. "Tempat kedua adalah target minimal. Tapi pada balapan selanjutnya kemenangan harus di tangan" Kendati Hamilton mencetak tiga kemenangan berturut-turut, Rosberg masih memimpin klasemen pembalap dengan perbedaan empat angka. "Saya masih memimpin dan ingin terus berada di atas."

Ferrari Membaik, Red Bull Tergelincir

Kejutan terbesar adalah Ferrari yang bersama Fernando Alonso finish di urutan ketiga. Alonso terutama diuntungkan dengan strategi pit stop. Berkat arahan manajer baru, Marco Matiacci, tim kuda jingkrak itu sukses mengelabui Red Bull yang terpaksa melorot satu posisi lantaran telat mengganti ban.

Red Bull sendiri terkesan masih berkutat menuntaskan segudang masalah yang menghinggapi mesin Renault. Terlepas dari itu pun juara bertahan Sebastian Vettel belum menemukan setelan mobil yang pas untuk gaya membalapnya. Sebab itu pula ia harus merelakan rekan setimnya, Daniel Ricciardo, mengambil posisi depan.

"Kami berharap bakal mendapat bahan bakar yang lebih baik," kata konsultan Red Bull, Dr. Helmut Marco. Mungkin pada Grand Prix Spanyol tiga pekan mendatang. Ketertinggalan terhadap Mercedes kini "menyusut pada setiap balapan," tuturnya.

Mercedes vs Renault

Masalah terbesar buat Red Bull adalah lemahnya perpindahan tenaga pada mesin Renault. Manajer tim, Christian Horner meyakini, pembalapnya kehilangan 20km/jam pada jalur lurus atau sekitar 100 meter dari Mercedes. Kini Red Bull tidak punya pilihan selain "bekerja keras dengan Renault untuk menutup celah tersebut."

Hingga empat balapan mesin Mercedes masih merajai ajang Formula 1. Hal itu terlihat pada klasemen konstruktor. Dari lima tim yang berada di posisi teratas, tiga di antaranya menggunakan mesin asal Stuttgart tersebut.

"Mungkin tim-tim lain akan mengambil langkah besar," kata bekas Direktur Teknik Mercedes, Norbert Haug. "Tapi Mercedes juga tidak akan berdiam diri dan cuma melihat bagaimana Red Bull, Ferrari dan yang lain melaju lebih cepat," ujarnya.

rzn/ab (sid,dpa)