1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Merayakan Berlinale

7 Februari 2014

Cannes lebih chic. Venesia lebih hangat. Namun semua orang suka Berlinale di ibukota Jerman. Sekitar 400 film ikut dalam festival tahun ini – beberapa film tiketnya sudah habis terjual.

https://p.dw.com/p/1B3dE
Foto: AFP/Getty Images

Tahun ini, 408 film yang akan tampil di Berlinale, merepresentasikan negara-negara dari semua benua di dunia. Para bintang yang akan hilir mudik di atas karpet merah dengan kilatan lampu blitz kamera dan teriakan para penggemar, diantaranya adalah George Clooney, Uma Thurman, Ralph Fiennes, Tilda Swinton dan Charlotte Gainsbourg.

Dua puluh film bersaing untuk penghargaan Beruang Emas dan Beruang Perak. Tahun ini kandidat kuatnya adalah film Cina, tapi Jerman lebih kuat lagi. Tiga kandidat kuat terdepan dari Asia adalah film-film independen yang menyimpang dari tema kemewahan dan glamor, dan memilih untuk menceritakan kisah-kisah orang biasa. Kekuatan yang dipertontonkan film-film Cina menggambarkan pesatnya perkembangan dunia film dan bioskop di Timur jauh, kata direktur festival Dieter Kosslick.

Berlinale juga merupakan termometer yang baik untuk menunjukkan seberapa sehat industri film Jerman. Dalam festival ke 64 tahun ini, empat film Jerman ikut ambil bagian dalam kompetisi. Kehadiran film Jerman tidak pernah sekuat ini sejak 1986. Sebuah komponen tambahan menarik: film-film ini tidak hanya berbeda dalam segi estetik tapi juga tema.

Contohnya: Dominik Graf yang memotret kisah sejarah pembangkangan penyair Friedrich Schiller. Edward Berger yang mengikuti dua anak laki-laki di Berlin nan modern, yang rindu kampung halamannya ketika mencari ibu mereka. Dalam 14 gambar-gambar telanjang, Dietrich Brüggemann menyampaikan narasi spiritual atas seorang yang disiksa karena keyakinan agamanya. Dan Feo Aladag menampilkan seorang prajurit ISAF di Afghanistan, yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan besar seputar martabat manusia, kemanusiaan, kepercayaan dan kegagalan.

Komedi tragis

Bahkan film pembuka, "The Grand Budapest Hotel," karya Wes Anderson mempunyai kaitan dengan Jerman. Film itu dibuat di Görlitz dan merupakan salah satu dari banyak film kerjasama produksi internasional yang sukses dan tampil dalam festival. Dan itu menceritakan kisah Eropa: komedi tragis samar dengan pemain bertabur bintang berlatar kisah kekacauan pada masa Perang Dunia.

Apakah Beruang Emas atau Beruang Perak akan jatuh ke tangan Brasil, Argentina, Prancis, Cina, Austria, Jepang, Norwegia, Inggris Raya, Jerman, atau Amerika Serikat, akan diputuskan oleh delapan anggota juri yang dipimpin oleh produser sukses James Schamus ("Brokeback Mountain" dan "Lost in Translation").

Keputusan itu akan menarik, karena akan ada sejumlah perspektif berbeda yang ikut bermain. Pemenang Oscar dua kali Christoph Waltz, produser James Bond, Barbara Broccoli, sutradara dan aktris Iran Mitra Farahani, serta aktor terkenal Asia Tony Leung adalah deretan nama juri tahun ini.

Tentu saja Berlinale lebih dari sekedar kompetisi. Di luar kontes, film George Clooney yakni “The Monuments Men,” adalah film terbaru tentang perburuan berbahaya atas benda-benda seni yang dicuri Nazi dalam Perang Dunia II ikut memeriahkan festival.

Pada Forum dan Panorama, festival menawarkan isu-isu politik. Film-film dalam kategori itu biasanya menampilkan masyarakat yang mencoba menghadapi dunia, berupaya dengan seluruh tenaga untuk mendapatkan keadilan dan melawan kesewenang-wenangan, penindasan atau korporasi yang menjalankan bisnis secara tidak etis, dengan merampok mereka atau lingkungan tempat tinggal mereka.

Keragaman nan subur

Lalu ada apa lagi? Film-film tentang Holocaust muncul dalam sejumlah bagian. Satu yang perlu dicatat adalah tentang kamp konsentrasi di Bergen-Belsen. Alfred Hitchcock mengerjakan film itu pada 1945, dan London Imperial War Museum menuntaskan versi akhir dari film tersebut.

Di penghujung, setelah 10 hari, penghargaan akan diberikan oleh sekitar 50 juri dari berbagai kategori.

Satu pemenang telah ditentukan: sutradara Inggris, Ken Loach, seorang ahli pembuat film realis-sosial, yang akan menerima Penghargaan Kehormatan Beruang Emas atas 50 tahun karirnya di dunia perfilman.

Cannes boleh saja chic. Venesia mungkin lebih hangat. Tapi semua orang suka dengan festival film Berlinale.

ab/hp (afp,ap,rtr)