1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Merakit Kacamata "Virtual Reality"

Michael Böddecker24 Desember 2013

Selama ini produksi kacamata Virtual Reality sangat kompleks dan memakan biaya besar. Kini berkat penemuan ahli IT yang kreatif, biayanya lebih terjangkau. Ia merakit sendiri sebuah kacamata 3D.

https://p.dw.com/p/1AfFC
Foto: DW/M. Böddeker

Stefan Welker, pakar informatika dari Bonn punya ide untuk membuat kacamata Virtual Reality dengan harga terjangkau. Bagian terpenting dari temuannya adalah smartphone modern. Karena ponsel inilah yang merekam gerakan kepala pemakai, mengukur gambar yang sesuai bagi setiap mata dan sekaligus berfungsi sebagai layar tampilan.

Supaya ilusi berhasil, smartphone harus berjarak beberapa sentimeter di depan mata. Antara mata dan layar ponsel dipasang dua lensa yang memperbesar gambar tersebut. Di internet ada beberapa cara untuk menghubungkan kepala dengan ponsel, antara lain dengan kayu, karton atau lego.

Kacamata dari printer 3D

Frame kacamata yang sesuai bisa dicetak dengan printer 3D. Data yang dibutuhkan telah diunggah Stefan Welker, sehingga semua orang bisa mengunduh dan mencetaknya. Printer 3D memang belum dimiliki setiap orang. Tapi di Jerman, ada beberapa tempat yang menyediakan fasilitas tersebut. Seperti misalnya di perpustakaan-perpustakaan besar.

Untuk mencetak frame kacamata buatannya, Welker menggunakan printer "Makerbot Replicator 2". Waktu yang dibutuhkan untuk mencetak satu frame kacamata mencapai delapan jam. Setelah itu proses merakitnya berjalan dengan cepat. Lensa dan tali karet yang sesuai bisa dipesan di internet.

3D-Drucker der Stadtbibliothek Bonn
8 jam dibutuhkan printer 3D untuk mencetak frame kacamata VirtualFoto: DW/M. Böddeker

Kecuali smartphone, bagian lain dari kacamata tersebut sangat murah dan apps Virtual Reality sudah berjalan di banyak jenis smartphone.

Perbandingan langsung dengan versi mahal

Pakar informatika dari Uni Köln ini berkesempatan untuk menguji kacatama Virtual Reality hasil rakitannya. Welker meminta seorang konsumen, Stefan Zellmann, untuk membandingkan kacamata buatannya dengan prototipe kacamata "Occulus Rift" yang sudah dikenal di kalangan penggemar games komputer dan baru akan dipasarkan tahun depan.

Virtual Reality-Brille
Seperti ini tampak kacamata rakitan jika dipakaiFoto: DW/M. Böddeker

Hasilnya? "Sangat memuaskan. Apalagi mengingat semua hanya menggunakan teknologi smartphone. Optiknya juga cukup nyaman", demikian menurut Stefan Zellmann. Grafik Occulus Rift memang lebih berkualitas, tapi ada komputer yang mendukung hasil semaksimal itu.